Berbekal Ilmu Petani Milenial, Koko Miharjo Kembangkan Ternak Sapi Potong di Desa Dukuhwidara

KELOMPOK TANI. Koko Miharjo menerapkan ilmu yang didapat dari program Petani Milenial ke Kelompok Ternak Widaramakmur bersama rekan sesama peternak di desanya. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
KELOMPOK TANI. Koko Miharjo menerapkan ilmu yang didapat dari program Petani Milenial ke Kelompok Ternak Widaramakmur bersama rekan sesama peternak di desanya. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Koko Miharjo, pria asal Desa Dukuhwidara, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon merasakan betul manfaat program Petani Milenial (Petmil) yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

Koko berhasil mengembangkan kelompok ternak sapi potong di desanya. Saat ini, di kandang milik kelompok ternak yang diberi nama Widaramakmur itu ada 21 ekor sapi dewasa yang dipersiapkan untuk kebutuhan kurban.

Semua bermula saat Pemprov Jabar membuka program pelatihan Petmil Gelombang 2 pada tahun 2022. Koko yang sudah menggeluti pertanian dan peternakan pun ikut mendaftar di komoditas sapi potong.

Baca Juga:Jurusan BSA IAIN Cirebon Tindak Lanjuti Kerja Sama dengan MEDIU MalaysiaUM-PTKIN 2023 Segera Digelar, Berikut Ini Daftar 59 Lokasi Ujian Masuk

“Pelatihannya di Bandung selama 5 hari. Materi yang diberikan seputar kesehatan ternak, cara budi daya, pembuatan pakan sampai pengelolaan kotoran sapi,” jelas Koko saat ditemui dikediamannya, Sabtu (27/5/2023).

Tak cuma pelatihan, Koko juga mengikuti program pemagangan di Ciamis. Agar pengetahuan yang didapat selama pelatihan dapat dipraktikan kepada ternak dibimbing para mentor di program magang Petmil.

Koko menjelaskan, pengetahuan dari program pelatihan dan pemagangan Petmil diterapkannya di Desa Dukuhwidara. Koko bersama sesama peternak yang tergabung di Kelompok Widaramakmur memaksimal potensi peternakan di desa tersebut.

Menurutnya, Desa Widaramakmur punya potensi besar di bidang peternakan. Lantaran melimpahnya ketersediaan pakan. Baik rumput liar maupun sumber pakan hasil budidaya dan buatan.

“Petani di sini banyak yang nanam jagung manis. Itu bisa jadi sumber pakan. Karena jagung bisa dimakan oleh ternak dari buah, daun sampai batangnya,” kata Koko.

Ke depan selain komoditas sapi potong, Koko berencana mengembangkan pembibitan sapi. Supaya kebutuhan anakan sapi untuk dibesarkan dapat dipenuhi secara mandiri. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan bibit sapi di Cirebon.

Kelompok Widaramakmur mampu memasok 8 ekor sapi potong untuk kebutuhan jagal di Cirebon setiap hari. Jumlah itu masih tergolong sedikit dibanding kebutuhan daging sapi di Cirebon.

Baca Juga:Wisuda XXVI IAIN Cirebon Hari Kedua Khusus Bagi FITK dan FDKI, Songsong Era Industri 4.0 dan Era Society 5.0INNALILLAH: Mahasiswi IAIN Cirebon Meninggal Dunia Jelang Wisuda

Mengingat beberapa kuliner favorit di Cirebon berbahan daging sapi. Seperti empal gentong, nasi jamblang, sate hingga warung-warung sop iga dan daging sapi.

Koko masih antusias menambah pengetahuannya seputar ternak sapi dan pengolahan sapi potong. Dia bercita-cita menciptakan sumber ekonomi berbasis peternakan dan pertanian di Desa Dukuhwidara.

0 Komentar