Sinyal Azis Merapat ke PDIP Terlihat di Pilpres 2019, Ini Buktinya

Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat, Ketut Sustiawan buka suara soal kepindahan Azis ke PDIP
PENGARAHAN. Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat, Ketut Sustiawan memberikan arahan kepada seluruh kader dan pengurus PDIP Kota Cirebon. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Sinyal Azis merapat ke PDIP ternyata bukan beberapa minggu atau bulan-bulan terakhir. Namun itu sudah diperlihatkan sejak Pilpres 2019.
Banyak yang menduga-duga arah politik Nashrudin Azis pada Pemilu maupun Pilpres 2019. Padahal sinyal kuat apa yang menjadi pilihan politik Azis saat ini, telah terlihat jelas saat itu.
Jika diperhatikan, sikap politik Azis saat Pilpres 2019, berbeda 180 derajat dengan Partai Demokrat yang mengusungnya. Bahkan saat itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Cirebon sempat kesal dengan sikap politik Azis yang berlawanan dengan kebijakan Partai Demokrat.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat, Ketut Sustiawan saat memberikan pengarahan kepada seluruh kader partai rapat konsolidasi partai di kantor DPC PDIP, membongkar rahasia di balik perpindahan Azis ke PDIP.
Dalam arahannya, Ketut membeberkan fakta baru, bahwa komunikasi politik PDIP dengan Nashrudin Azis sudah dimulai sejak 2019 lalu.
Saat itu, Azis terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Padahal saat itu, partai tempat ia bernaung, yakni Demokrat, memilih berada di tengah dan baru bersikap di last minute. Namun Azis lantang menjatuhkan dukungan untuk Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
Saat momentum pemilu kala itu, kata Ketut, dari Cirebon komunikasi antara dirinya dengan Nashrudin Azis mulai disambungkan oleh Ketua DPC PDIP Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati.
“Tahun 2019, komunikasi kami dimulai. Saat itu, Bung Azis mendukung pasangan Capres PDIP. Jadi, selamat bergabung bung,” ungkap Ketut.
Di PDIP, lanjut Ketut, kader terus berdatangan. Namun juga ada yang pergi. Termasuk saat ini, Azis menjadi baterai tempur baru, untuk memuluskan target-target partai.
“Ada yang baru, ada yang lama. Semua harus guyub meningkatkan suara partai,” lanjut dia.
Dijelaskan Ketut, diakui ataupun tidak, saat ini Dapil Jabar VIII DPR RI atau Dapil Jabar XII untuk DPRD Provinsi Jawa Barat, dari kursi eksekutif dipegang oleh kader-kader banteng.
Maka dari itu, harus ada simbiosis mutualisme dari kedua pihak. Antara kader yang duduk di kursi kepala daerah dengan PDIP.
“Faktualnya, di dapil ini (Dapil Jabar VIII, red) semua kepala daerah dari PDIP. Saya ingin jangan hanya menjadi simbol, tetapi ada kepala daerah, bermanfaat atau tidak untuk PDIP. Kalau tidak bermanfaat sama saja bohong. Jadi, Bung Azis bawa gerbongnya ya. Dan mudah-mudahan cepat menyesuaikan diri,” tukasnya. (*)

0 Komentar