Warga Jadimulya, Kabupaten Cirebon Tolak Truk Pengangkut Tanah Lintasi Jalan Serbaguna

TOLAK. Warga Desa Jadimulya, Kabupaten Cirebon tolak truk pengangkut tanah lalu lalang di desa mereka, karena membuat jalan desa menjadi rusak. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON
TOLAK. Warga Desa Jadimulya, Kabupaten Cirebon tolak truk pengangkut tanah lalu lalang di desa mereka, karena membuat jalan desa menjadi rusak. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Warga Jadimulya, Kabupaten Cirebon tolak truk pengangkut tanah melintasi jalan serbaguna. Protes itu mereka sampaikan ke pihak pengembang. Pasalnya, lalu lalangnya kendaraan bertonase besar itu membuat jalan desa menjadi rusak.
Salah satu warga terdampak, Hikmatusugia membenarkan, aksi protes warga dipicu lalu lalang kendaraan truk pengangkut tanah yang melintasi Jalan Serbaguna. Kendaraan-kendaraan tersebut diduga belum izin ke warga sekitar.
Pihak yang terdampak yakni warga Perumahan Villa Intan, Perumahan Puri Indah, aktivitas SD dan SMP Fatahilah, Perumahan Green Attaya dan masyarakat lainnya yang ada di Jalan Serbaguna.
Ugi, sapaan akrab Hikmatusugia, mengungkapkan, warga meminta pihak pengembang menghentikan aktivitas kendaraan pengangkut tanah tersebut. Sebelum sejumlah tuntutan warga terkait komitmen pengembang atas dampak yang ditimbulkan..
“Kami tidak anti proyek atau pembangunan tapi setahu sy, koreksi kalau saya salah, setiap proyek juga harus patuh kepada ketentuan, salah satunya adalah harus ada penjelasan dan sosialisasi terlebih dahulu dari PT kepada masyarakat terdampak proyek,” jelas Ugi.
Menurutnya, pihak pengembang belum melakukan sosialisasi terkait proyek tersebut. Sehingga, terkesan asal jalan saja. “Undang masyarakat terdampak untuk hadir, bisa di balai desa atau tempat lainnya, jelaskan dan sosialisasikan mengenai ada proyek apa sih sampai membutuhkan angkutan urugan?” katanya.
Menurut Ugi, angkutan urugan perumahan Keandra Lagoon mulanya melalui Jalan Bantaran dan Jalan Pandan. Tapi berdasarkan informasi yang dia terima, ada ketidakharmonisan antara pengembang dengan warga di dua jalan tersebut.
“Ada masalah apa sih? Permasalahan ini harus menjadi catatan dan evaluasi bagi PT, desa, kecamatan, polsek dan koramil serta warga Jalan Bantaran dan Jalan Pandan, agar masalah ini tidak akan terulang di tempat lain,” katanya.
“Namun kami terkejut sekitar 8 hari yang lalu, tanpa ada penjelasan dan sosialisasi dari PT terlebih dahulu, tiba-tiba jalan yang melewati perumahan kami dilewati oleh angkutan urugan untuk proyek Keandra Lagoon. Saat itu kami langsung menghentikan angkutan,” jelasnya.
Sebelum aktivitas pengurugan tanah dilanjutkan, warga meminta pengembang melakukan pengecoran Jalan Serbaguna terlebih dulu dan perbaikan drainase.

0 Komentar