Renovasi Eks Gedung Landraad, Saksi Bisu Eksekusi Mati Pribumi

Renovasi Eks Gedung Landraad, Saksi Bisu Eksekusi Mati Pribumi
PENYELAMATAN. Eks Gedung Landraad sempat terbengkalai dalam waktu sebelum direnovasi sebagai upaya penyelamatan. Kini progresnya sudah sekitar 92 persen. FOTO: TARDIARTO AZZA/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

“Itu bentuknya setengah panggung, tingginya sekitar 30 sentimeter dengan kanan kirinya ada anak tangga. Tapi kenapa altar persidangan itu dibongkar?,” tanya dia.

Ia juga meminta agar sejarah atau story telling dari upaya penyelamatan eks Gedung Landraad itu bisa disampaikan juga dengan sejujur-jujurnya. Mulai dari upaya penghibahan dari Kemenkumham kepada Pemkab Indramayu pada tahun 2016-2017 oleh bupati Indramayu yang saat itu dijabat Anna Sophanah.

Kemudian dilanjut dengan dideklarasikan keberadaannya sebagai Heritage Kota Indramayu dengan rencana pemugaran pada tahun 2018-2019 oleh bupati Indramayu yang saat itu dijabat Supendi.

Baca Juga:Siap-siap, Pengabdi Setan Segera Datang LagiAnggap Erick Thohir Anggota Banser, Ditugasi Bangun Gedung PBNU

Hingga akhirnya pemugaran sebagai upaya pemajuan kebudayaan daerah pada tahun 2021-2022 oleh Bupati Indramayu Nina Agustina. “Rangkaian fakta sejarah ini harus dicatat sebagai arsip dan disampaikan kepada masyarakat, khususnya generasi muda sebagai edukasi mengenal informasi dan cerita sebuah objek tinggalan sejarah,” paparnya.

Terpisah, Ketua TACB Kabupaten Indramayu, Dedi Musashi menyatakan, sebelum renovasi gedung tersebut terlebih dulu dilakukan kajian mendalam. Termasuk melibatkan berbagai keilmuan yang diantaranya arkeologi, konstruksi, dan lainnya. Bahkan sudah dilakukan pula langkah konsultasi dengan peneliti di tingkat nasional untuk merenovasi bangunan yang menjadi ODCB tersebut.

Saat dilakukan renovasi, lanjutnya, terjadinya kerusakan terhadap bagian bangunan diakui tidak bisa dihindarkan. Meski demikian pihaknya tetap berupaya untuk meminimalisir kerusakan yang bisa ditimbulkan dari proses renovasi tersebut.

Dedi juga memastikan, dalam renovasi itu masih mempertahankan bentuk keaslian dari pintu, kayu kerangka bangunan, atap, dan sejumlah bagian lainnya.

Sedangkan pada ubin, sebenarnya sudah berupaya maksimal melakukan penyelamatan, hanya saja sebagian besar kondisinya sudah rapuh. Sehingga diputuskan untuk memendam ubin dengan pasir.

“Itu tidak asal timbun. Kita timbun dengan pasir itu bilamana nanti ada penelitian ubinnya bisa mudah membongkar timbunannya. Dan kita naikkan ketinggian lantainya itu tujuannya untuk menyelamatkan. Karena kalau menghitung ketinggian lantai sebelumnya itu, apabila musim hujan lantainya terendam banjir. (tar)

0 Komentar