RAKYATCIREBON.ID – Di tengah tumbuh suburnya industri di Majalengka bagian utara, masih ditemukan warga yang hidup di gubuk. Hal itu seperti dialami M Fuadin, yang terpaksa tinggal di gubuk yang terbuat dari bambu dan karung bekas.
Kondisi tersebut mencuri keprihatinan dari kalangan wartawan yang tergabung dalam PWI Majalengka. Bermodal urunan dari para anggota, mereka menyalurkan bantuan kepada Fuadin, yang saat ini tinggal di Blok Loji Desa Ligung Kecamatan Ligung.
Ketua PWI Majalengka Pai Supardi mengatakan, donasi yang disalurkan itu sebagai bentuk kepedulian wartawan terhadap warga yang kehidupannya dinilai belum layak. Kegiatan tersebut sekaligus sebagai bentuk kemanusiaan, di samping tugas utama jurnalis untuk liputan.
Baca Juga:Jumling, Bupati Ingatkan Warga Varian OmicronSegera Musdesus Ubah Hasil Musdes
“Secara profesional, kami liputan, bikin berita. Di sisi lain, ketika dari hasil liputan itu ada hal-hal yang kami anggap perlu donasi, ya kami coba lakukan itu. Ini hasil urunan dari teman-teman di organisasi. Alhamdulillah, Jumat Berkah,” kata Pai.
Bantuan yang disalurkan tersebut, jelas dia, sifatnya sebatas jangka pendek. Untuk penanganan jangka panjang, jelas dia, pihaknya akan mencoba untuk berkomunikasi dengan pihak pemerintah setempat.
“Mudah-mudahan ke depan ada penanganan dari pemerintah setempat. Nanti coba kami komunikasikan,” jelas Pai.
Sementara, Fuadin mengaku sudah tinggal di gubuk tersebut sekitar 1 tahun. Di Gubuk itu, dia tinggal bersama dua orang anak dan satu orang istri.
“Kebetulan saya bantu-bantu bikin bata. Nah, si bos kasih tempat. Ya udah kami bikin tempat tinggal di sini,” jelas dia.
Dengan bahan-bahan karung, gubuk tersebut dipastikan tidak bisa melindungi penghuninya saat turun hujan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dia mengaku selalu ikut ke rumah warga yang jaraknya sekitar 100 meter setiap kali turun hujan deras.
“Alhamdulillah, tetangga baik-baik. Ya mereka juga sering nyuruh buat ngerjain sesuatu. Alhamdulillah, buat makan sehari-hari,” jelas dia. (hsn)