Masuk Pengembangan Smart City Se Indonesia

SMART CITY. Kabupaten Kuningan usai mengikuti penilaian (Assessment) dalam rangka Program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022.
SMART CITY. Kabupaten Kuningan usai mengikuti penilaian (Assessment) dalam rangka Program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022.
0 Komentar

RAKYATCIREBON.ID – Kabupaten Kuningan usai mengikuti penilaian (Assessment) dalam rangka Program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022. Dari  seluruh Indonesia hanya ada 50 kab/kota yang dinyatakan lolos assessment termasuk Kabupaten Kuningan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia pada Januari 2022.Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kuningan, Dr Wahyu Hidayah MSi menjelaskan, Kabupaten Kuningan ini terpilih usai melewati tahapan penilaian (Assessment) dari 88 peserta kab/kota. Penilaian diselenggarakan pada tanggal 1-5 November 2021. Sebagai tindak lanjut, Kemenkominfo RI menyetujui Draft Nota Kesepakatan dengan Kabupaten Kuningan Tentang Implementasi Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City).“Tujuan Nota Kesepakatan ini, untuk menerapkan atau melaksanakan Program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) secara terpadu dalam rangka mendorong kemudahan layanan publik,” ungkapnya.Dalam pelaksanaannya, kata Wahyu,vKabupaten Kuningan akan diberikan pendampingan dari Tim Ahli Kemenkominfo RI untuk menyusun rencana besar (masterplan) Smart City. “Untuk penyusunan rencana induk (masterplan) ini, akan dikedepankan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam ekosistem kota cerdas, serta meningkatkan inovasi dalam berbagai program pemerintah daerah,” jelasnya.Wahyu menerangkan, Kota Cerdas (Smart City)  bukan hanya sekedar bentuk perubahan sistem pemerintahan dalam transformasi digital, melainkan untuk menciptakan daerah dengan pelayanan yang berkelanjutan. “Dalam rangka mewujudkan Kabupaten Kuningan sebagai Kota Cerdas (Smart City) untuk mendorong kemudahan penyelenggaraan layanan publik, maka diperlukan adanya kerja sama yang sinergi dan strategis di antara semua pihak,” harap Wahyu.Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel A Pangerapan secara virtual menjelaskan, Smart City tidak melulu tentang teknologi, tapi itu mengenai pola kerja dan mindset kita. Teknologi yang membantu melaksanakan apa yang ingin dilakukan untuk perubahan.“Transformasi digital ini tidak hanya mengetahui level individu atau kelompok tertentu saja, tapi juga perkotaan dalam hal ini ditujukan dalam kota pintar, atau kabupaten pintar. Teknologi itu enablernya, mindset, visi dan juga misi dari daerah itu yang menjadi kuncinya, sedangkan teknologi itu yang akan membantu percepatannya,” ucapnya.(ale)

0 Komentar