RAKYATCIREBON.ID–Memasuki musim penghujan saat ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Indramayu bersiaga untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan trombosit.
Kondisi ini berkaitan dengan ancaman munculnya serangan demam berdarah dengue (DBD). Ketua PMI Kabupaten Indramayu, Mulya Sedjati mengatakan, tingkat kewaspadaan terhadap potensi peningkatan permintaan trombosit menjadi perhatian pihaknya untuk saat ini.
Karena biasanya, ketika musim hujan tiba akan dibarengi dengan potensi ancaman DBD di masyarakat.
Baca Juga:Tingkatkan Kualitas Pendidikan Kabupaten CirebonKorban Puting Beliung dapat Santunan Uang Rp5 Juta
Dia mengungkapkan, pada Januari 2022 ini saja, permintaan trombosit rata-rata mencapai 10 hingga 12 labu darah setiap harinya.
Angka ini dipastikan meningkat drastis dibandingkan kondisi normal yang setiap harinya dikisaran 3 sampai 5 labu.
“Menyikapi kondisi ini kami juga ekstra untuk bisa melayani permintaannya,” kata Mulya Sedjati didampingi Trisula Baedi dari Unit Transfusi, Rabu (12/1) saat meninjau kegiatan donor darah pada rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Indramayu.
Menurutnya, penderita DBD akan membutuhkan banyak trombosit. Minimalnya, setiap pasien harus ditransfusi 4 labu trombosit darah.
Jika jumlah pasiennya banyak, maka kebutuhan trombosit secara otomatis akan lebih meningkat. Dalam hal ini pihaknya tidak jarang harus berupaya lebih ekstra, terlebih lagi trombosit perlakuannya berbeda dengan darah biasa.
“Untuk memperoleh trombosit dibutuhkan perlakuan khusus saat pengambilan darah dari pendonor. Sedangkan di sisi lain, masa berlaku penggunaan trombosit pun tidak lama, hanya sekitar tiga hari,” sebutnya.
Meski demikian, PMI Indramayu tetap melakukan upaya untuk tetap bisa memenuhi dan melayani permintaan trombosit yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya dengan membina Komunitas Darah Sehat (Komdas).
Baca Juga:Banyak Disabilitas Tak Miliki IdentitasPolitik Tanpa Mahar Jadi Jargon PAN Kedepan
“Komdas banyak membantu dalam memenuhi permintaan trombosit maupun darah secara umum. Jika saat PMI tidak ada stok, komunitas itulah yang membantu mencari donor pengganti. Kita prinsipnya, jangan sampai saat ada warga yang butuh darah ternyata tidak ada, karena bagaimanapun itu menyangkut nyawa,” ungkap Mulya.
Sementara itu, kebutuhan darah secara umum di Kabupaten Indramayu setiap harinya bisa mencapai 50 hingga 60 labu. Darah yang paling banyak diminta adalah golongan O. “Kadang-kadang stok di kami juga bisa kosong. Dan saya rasa di daerah lain juga mengalami kondisi seperti di Indramayu,” tandas dia. (tar)