RAKYATCIREBON.ID – Perkoperasian di Kota Cirebon belum sepenuhnya mampu jadi tumpuan ekonomi masyarakat. Padahal jumlahnya tergolong banyak. Kendala manajemen dan layanan jadi sebab sebuah koperasi jalan di tempat.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Cirebon, Yodi Rudiantono mengakui, di tengah ketatnya persaingan industri keuangan berbasis teknologi (fintech) atau pinjaman online (pinjol), koperasi di Kota Cirebon tak bisa lagi mengandalkan gaya manajemen lama.
Jika ingin jadi primadona, koperasi harus bertransformasi menjadi lembaga profit swakelola yang adaptif. Karena itu, sebut Yodi, Dekopinda Kota Cirebon mendorong seluruh koperasi di bawah naungan mengakomodir pelayanan digital.
Baca Juga:Rektor Sumanta Lantik 42 Pegawai Tempati Jabatan dan Status BaruIAIN Cirebon Gelar Rakerpim
“Itu tantangan koperasi bagaimana koperasi punya nilai tambah di mata anggotanya ketika anggota butuh uang bagaimana koperasi menyediakan anggaran dana secepat pinjol itu,” ujar Yodi usai pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia Harapan Sejahtera IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (27/1).
Yodi optimis, perkoperasian di Kota Cirebon mampu menerapkan sistem pelayanan digital. Pasalnya, pemerataan teknologi semakin masif. Para anggota koperasi pun hampir 100 persen tersentuh internet.
“Sangat memungkinkan lewat digitalisasi layanan maka akan semakin cepat semakin mudah. Sistem cepat seperti itu saya yakin koperasi mampu menciptakan digitalisasi tersebut,” terang Yodi.
Yodi menjelaskan, ada beberapa koperasi punya manajemen baik. Namun belum menjalankan manajemen digital. Yodi mendorong, koperasi tersebut secara bertahap mampu mengakomodir layanan kepada anggota berbasis teknologi.
Secara keseluruhan, saat ini terdapat 268 koperasi aktif di Kota Cirebon. Namun baru 21 koperasi saja melakukan RAT. Koperasi Harapan Sejahtera milik pegawai IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi koperasi ke-21 yang melakukan RAT.
Yodi menyebut, dari 21 koperasi yang sudah RAT diketahui mayoritas mengalami pertumbuhan. Koperasi Harapan Sejahtera misalnya. “Karena pengurusnya mampu melaksanakan RAT tepat waktu. Ini indikator kesehatan sebuah koperasi,” kata dia.
Koperasi Harapan Sejahtera juga secara bertahap menerapkan layanan digital bagi anggotanya. Sehingga dapat dikembangkan lebih luas lagi.
Baca Juga:Bahas Beban Kerja Dosen, LPM Ingin Profesionalitas MeningkatH Satori Gelar Dikpol dan Kaderisasi
“Meskipun pandemi tapi koperasi ini makin bertumbuh, SHU meningkat, aset meningkat dan partisipasi anggota aktif juga bagus,” katanya.