RAKYATCIREBON.ID – Rana Suparman atau Kak Rana anggota DPRD Kuningan dari fraksi PDI Perjuangan, terpilih kembali sebagai Ketua Pramuka Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kuningan periode 2022-2027. Politisi PDIP ini dipilih secara aklamasi setelah seluruh utusan cabang dan ranting Pramuka Kabupaten Kuningan, dalam Musyawarah Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Kuningan tahun 2022 yang diselenggarakan di Aula KIC Kamis (10/2).
Terpilihnya kembali Kak Rana sebagai ketua Kwarcab juga disambut baik oleh puluhan kepala desa, organisasi mahasiswa serta tampat hadir perwakilan dari pimpinan pondok pesantren di Kuningan. “Terima kasih kepada seluruh panitia, kerena acara ini berjalan dengan sukses,” kata Rana kepada awak media usai Muscab.
Musyawarah cabang gerakan Pramuka yang digelar lima tahun sekali ini, kata Kak Rana, merupakan, salah satu bentuk evaluasi dari kepengurusan sebuah organisasi yang tentu saja hasil dari kesepahaman pengurus yang ada.
Baca Juga:Pembelajaran Tetap Berjalan dengan Memperketat ProkesASN Harus Tingkatkan Kualitas Diri
Selama hampir 2 tahun setengah anak-anak tidak beraktivitas di sekolah, maka dari itu Pramuka harus menjadi kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, mengembalikan karakter Negara yang selama ini terkikis oleh pandemi covid 19.
“Kalau saya analogikan, pandemi ini seperti bom atom di Nagasaki- Hirosima. Pada saat itu penguasa Jepang bertanya berapa jumlah guru yang tersisa, karena anggota Pramuka kebanyakan tenaga pendidik, berapa jumlah guru yang masih punya kekuatan untuk mendidik anak-anak, piranti penunjangnya ialah para kepala desa,” ujarnya.
Menurut Rana, kehadiran puluhan kepala Desa yang hadir dalam Muscab ini atas inisiatif mereka sendiri, kita ingin kenalkan Pramuka kepada kepala desa sehingga para kades tidak kaku dengan pramuka. Ini sebagai bentuk darma bhakti kepada lemah cai atau menyelamatkan generasi masa depan.
“Kehadiran puluhan Kades ini tidak ada muatan politis, justru mengakrabkan pramuka dengan para Kades. Bahkan ada mahasiswa dan tokoh agama yang juga hadir,” jelasnya.
Rana berpesan, jangan selalu identifikasi sebuah perkumpulan ini dengan kegiatan politik. Cara pandang seperti ini terlalu naïf. Justru seharusnya ajak rakyat, tokoh agama, mahasiswa, dan kades untuk menghadapi problem bangsa. “Jangan selalu berpandangan setiap kumpul-kumpul atau foto bareng dengan tokoh dikaitkan dengan Pilkada. Nanti jadi kaku lebih baik fokus bekerja,” pesannya.