RAKYATCIREBON.ID – Potongan ceramah salah satu ustad kondang soal wayang, berbuntut protes pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dari berbagai daerah. Ada yang menuntut permintaan maaf, ada pula yang melaporkan sang ustad ke kepolisian. Di Cirebon, protes disampaikan dalam bentuk pagelaran wayang semalam suntuk.
KetuaPepadi Kota Cirebon, Dalang Iyan Ariffudin mengatakan, ceramah sang ustad yang menganjurkan jamaahnya memusnahkan wayang, memicu sakit hati para dalang. Dia menyayangkan adanya pendakwah di Indonesia berpikiran seperti itu. Karena itu, menurutnya wajar banyak protes bermunculan.
“Kami bersama Laskar Macan Ali akan menggelar pertunjukan wayang kulit di 26 Februari Sabtu malam Minggu di Gedung Negara. Ini aksi untuk menunjukan bahwa wayang di Ciayumajakuning masih eksis,” ujarnya, kemarin.
Baca Juga:Anggaran untuk Bayar BP Jamsostek Bisa Pakai Alokasi Eks BawalKomisi IV Kawal Pendirian SMA/SMK di Kecamatan Talun
Para dalang dari Kota dan Kabupaten Cirebon bakal meramaikan aksi tersebut. Termasuk para dalang mucuki, yakni anak dalang akan tampil unjuk kebolehan sebelum dalang senior tampil.
“Ada juga dalang mucuki sambil melancarkan candak cekel atau perang. Ini adalah proses edukasi dan pembelajaran otodidak regenerasi dalang,” ujar dia.
Dalang Iyan menyinggung, pada zaman Wali Sanga wayang justru digunakan sebagai media syiar Islam. Melalui wayanglah, Raden Mas Syahid bersama Syekh Syarif Hidayatullah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa yang saat itu mayoritas penduduknya beragama Hindu-Budha tanpa konfrontasi.
“Wali Sanga menggunakam media wayang agar kebiasaan pada saat itu masih tetap ada tapi secara perlahan syariatnya (dakwah Islam) masuk,” ujar Dalang Iyan kepada Rakyat Cirebon.
Di masa modern, wayang tetap dilestarikan sebagai media penyampai pesan moral yang diambil dari nilai-nilai keislaman. Bahkan, keberadaan wayang sudah diakui dunia. Dalang Iyan pun tak habis pikir kalau wayang dimusnahkan. “Ini satu keprihatinan kami,” kata dia.
Dalang Iyan menjelaskan, pengakuan terhadap wayang datang dari Unesco. Bahkan tanggal 7 November telah ditetapkan sebagai hari wayang sedunia. “Di hari itu, Pepadi seluruh Indonesia serentak mengadakan pagelaran wayang,” kata Dalang Iyan.
Menurutnya, wayang seharusnya dilestarikan. Hal itu sesuai pesan Syekh Syarif Hidayatullah dalam salah satu petuahnya. Yakni rawaten, emanen, muliaaken maring pusaka (rawatlah, sayangilah dan muliakanlah pusaka).