RAKYATCIREBON.ID –Sebuah karya diciptakan warga binaan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Indramayu. Boneka Kokeshi yang merupakan ikon dari negara Jepang dibuat dalam bentuk versi Ngarot.
Boneka yang menjadi kerajinan tangan sejumlah warga binaan itu berhasil dipadukan dengan budaya lokal Indramayu. Salah satunya adat Ngarot yang khas dengan tampilan perlengkapan busananya. Untuk bentuknya tetap kecil seperti boneka Kokeshi, sehingga terlihat lucu dan imut.
Berbahan dasar kayu, boneka yang dibuat itu ada unsur seni lukisnya. Tampilan akhir dari produksi kerajinan tangan tersebut, menghasilkan boneka mungil menyerupai gadis dan jejaka peserta adat Ngarot yang rutin digelar masyarakat di Desa/Kecamatan Lelea.
Baca Juga:Lewat MoU, Bupati Harap Pendampingan BPKPDugaan Praktik Mafia Tanah Kavling Makan Korban
Kepala Lapas Kelas II B Indramayu, Beni Hidayat mengatakan, diangkatnya budaya Ngarot pada kerajinan boneka Kokeshi itu menjadi bagian dalam upaya mengenalkan kearifan lokal yang ada di Kabupaten Indramayu.
“Jadi konsep awalnya kita ingin mengangkat kearifan dan budaya lokal supaya Indramayu ini agar lebih terkenal lagi. Kita angkat budaya ini karena memang bagus, keren sekali,” jelasnya, Senin (21/2).
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas II B Indramayu, Ade Yosman menambahkan, kerajinan tangan boneka Kokeshi yang dibuat warga binaan ini baru berjalan sekitar satu bulan.
Mulanya warga binaan yang mengikuti programnya terinspirasi boneka khas Negeri Sakura tersebut, namun berinisiatif untuk menonjolkan budaya lokal.
Seperti diketahui, boneka Kokeshi pertama kali di buat di wilayah Tohoki, tepatnya di Shinchi Shuraku pada masa kekaisaran Edo sekitar tahun 1600-1868. “Mereka belajar secara otodidak dengan melihat gambar dan setahu saja di wilayah Ciayumajakuning khususnya tidak ada boneka seperti ini. Kita ingin menunjukan sesuatu yang berbeda dengan kerajinan-kerajinan lain,” tandasnya. (tar)