Banyak yang meyakini meninggalnya sang sultan ada kaitannya dengan wayang Arjuna Sigeger. Sehingga, membuat geger keluarga keraton dan masyarakat pada saat itu. “Itu dua versi nama Arjuna Sigeger,” ucapnya.
Meski masyhur di kalangan keluarga keraton, sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah terkait kebenaran bahan wayang Arjuna Sigeger dari kulit manusia. “Tapi kalau secara spesifik ada kulit manusia di dalam wayang itu bikin geger. Saya harap ada ke arah sana sebagai pembuktian,” katanya.
Sampai saat ini, wayang Arjuna Sigeger bersama wayang pusaka lainnya masih tersimpan di Keraton Kacirebonan. Setiap Jumat kliwon, wayang ini diangin-anginkan agar tetap awet. “Setiap satu kliwon sekali ada agenda ngisis wayang. Diangin-angin biar terawat,” pungkas Elang Iyan. (wan)