RAKYATCIREBON.ID -Seorang kiai muda NU dan keluarganya di Desa Tegalmulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu dibacok pria berinisial SRN hingga mengalami luka serius, Selasa (8/3) malam.
Pihak kepolisian secara intens melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, dan motifnya pun masih dalam penyelidikan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Rakyat Cirebon menyebutkan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WIB di Komplek Pondok Pesantren Salaf An-Nur.
Baca Juga:KPU Minta Raperda Dana Cadangan Dibahas SegeraPengda IPPAT se-Ciayumajakuning Dilantik Serentak
Korbannya yakni Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr yang akrab disapa Gus Farid.
Bahkan, istri Gus Farid, Ning Annah dan keponakannya, Muhammad Haka ikut menjadi korban sabetan senjata tajam pelaku.
Ketiga korban diselamatkan warga dan dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan pelakunya berhasil dilumpuhkan warga sebelum diamankan polisi ke kantor polsek setempat.
Ketika itu, pelaku yang merupakan seorang laki-laki datang ke komplek pesantren dengan beringas dan menenteng senjata tajam sejenis arit mencari keberadaan Gus Farid.
Kemudian pelaku yang tidak mendapati sasarannya melakukan aksi kekerasan terhadap istri dan keponakan Gus Farid yang ditemui di dalam rumah.
Tidak lama berselang, pelaku mendapati Gus Farid yang sedang wiridan di musala pesantren. Saat itu, pelaku langsung menyabetkan senjata tajam ke tubuh Gus Farid. Bersamaan dengan kejadian itu, warga bersama santri berusaha mengejar pelaku dan berhasil menangkapnya.
Pelaku pun babak belur sebelum dilumpuhkan dan diamankan oleh petugas kepolisian yang datang ke lokasi kejadian.
Baca Juga:Atalia Ridwan Kamil Ajarkan Pentingnya Literasi Keuangan kepada Pelajar di BekasiWisata Palbar Harus Dimaksimalkan
Ketua Rabithah Ma’ahid al Islamiyah (RMI), H Azun Mauzun membenarkan peristiwa pembacokan terhadap Gus Farid. “Begitu saya mendapat informasi tersebut saya langsung mendatangi lokasi kejadian di rumah Gus Farid,” jelasnya, Rabu (9/3).
Azun mengungkapkan, peristiwa itu terjadi saat santri putra dan putri PP An-Nur sedang latihan khataman di komplek pondok pesantren, dan kediaman Gus Farid sedang dalam keadaan sepi.
“Pelaku ini masuk ke dalam rumah kemudian melakukan penyerangan tanpa alasan yang jelas. Pelaku melakukan pembacokan kepada istri dan keluarga Gus Farid. Setelah pelaku membacok Gus Farid,” ujarnya.