RAKYATCIREBON.ID – Hujan deras yang mengguyur dalam sehari terakhir ini, mengakibatkan sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan diterjang bencana alam. Sedikitnya, ada 23 titik yang tersebar di beberapa desa terjadi bencana tanah longsor dan banjir. Bupati H Acep Purnama didamping Kapolres Kuningan AKBP Dany Aryanda, Dandim Kuningan Letkol CZI David Nainggolan dan Kepala Pelaksana BPBD Indra Bayu Permana memantau lokasi yang terkena bencana alam.
Titik pertama, bupati bersama rombongan meninjau banjir akibat meluapnya Sungai Cijurai, Desa Andamuy, Kecamatan Ciwaru yang mengakibatkan 200 rumah terdampak. Titik kedua Desa Walahar Cageur yang mengakibatkan 80 ha sawah siap panen terendam banjir, akibat meluapnya Sungan Cisanggarung. Bupati menyerahkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.
Bupati H Acep Purnama di sela-sela meninjau lokasi mengatakan, banjir yang terjadi di Desa Andamuy dan Desa Walahar Cageur diakibatkan meluapnya sungai Cisanggarung. Bupati mengaku heran kenapa air sungai sampai meluap padahal hujan hanya terjadi di hulu, artinya perlu ada penanganan serius.
Baca Juga:Empat Kecamatan Disemprot DisinfektanNakes dan Polsek Sindangwangi Sisir Warga
“Saya sudah berkoordinasi dengan BBWS yang memiliki kewenangan terkait DAS. Saya berharap ada penanganan yang cepat dan tepat karena sungai sudah dangkal dan harus dikeruk,” tegas bupati.
Untuk penanganan sementara pihaknya menerapkan tanggap darurat sejak tadi malam, pasca bencana yang terjadi di beberapa titik di wilayah Kuningan, dan akan rumuskan bersama-sama. “Untuk warga yang terdampak bencana kami meminta untuk tenang dan sabar,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Indra Bayu Permana mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan assessment dibeberapa titik yang terjadi bencana alam di wilayah Kabupaten Kuningan. “Total ada 23 titik tersebar dibeberapa Kecamatan di Kuningan, di antaranya banjir terjadi di 5 titik, tanah longsor 17 titik dan satu rumah ambruk,” terang Indra Bayu.
Sementara itu, Kepala Desa Andamuy Warman Adi Saputra menyampaikan, pihaknya meminta ada normalisasi sungai, sehingga ketika hujan deras air Sungai Cijurai tidak meluap ke pemukiman warga. “Kami berharap ada normalisasi sungai, karena warga khawatir ketika hujan deras melanda, air sungai meluap ini terjadi rutin setiap tahun,” jelasnya.(ale)