RAKYATCIREBON.ID –Produk kursi rotan karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Indramayu mampu bersaing di pasaran. Bahkan pangsa pasarnya bisa menembus kawasan Eropa.
Kepala Lapas Kelas IIB Indramayu, Beni Hidayat menyampaikan, produk kursi rotan yang beredar di pasar negara-negara Eropa sebagiannya merupakan hasil karya dari tangan para warga binaan di lapas yang dipimpinnya.
Pasar pasar merambah pula kawasan Timur Tengah, dan diminati warga di Jepang. “Kalau kebanyakan ke Jepang dan Eropa, karena di sana kan dingin, kursi ini tahan cuaca,” jelas Beni kepada Rakyat Cirebon, Senin (21/3).
Baca Juga:Songsong Pemilu 2024, DPC Perempuan Bangsa DilantikPelaku Usaha Mikro Belum Diperhatikan
Menurutnya, pembuatan kursi rotan oleh warga binaan ini pun menjadi salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan di Lapas Kelas II B Indramayu. Dipastikannya, hasil kerajinan para warga binaan itu tidak kalah berkualitas dibanding hasil karya pihak lain.
Terlebih lagi, kata dia, hingga saat ini tidak ada satupun kursi yang dianggap reject oleh pihak pabrik saat melakukan pengecekan kualitas. “Justru misal ada reject dari pengrajin luar itu suka dilimpahkan ke sini untuk diperbaiki,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Indramayu, Ade Yosman menambahkan, kegiatan pembuatan kursi rotan ini sudah berlangsung sejak November 2021 lalu.
Setiap minggunya para warga binaan ditargetkan untuk menyelesaikan sebanyak 10 unit kursi rotan seperti sofa, kursi berjemur, dan lain bentuk lainnya.
Saat ini ada sebanyak 18 warga binaan yang sudah mahir membuat kursi rotan. Bagi yang sudah mahir mengajarkan ke rekan sesama warga binaan yang ingin bergabung menjadi pekerja dalam memproduksi kursi rotan.
“Untuk pekerja (warga binaan, red) mereka juga dapat persentasenya atau upah. Nanti kita bagi dua, sebagian untuk mereka tabung dan sebagian lagi bisa mereka ambil kapan saja,” sebutnya.
Dia mengatakan, melalui program tersebut, meski berada di dalam lapas bisa tetap produktif dan menghasilkan uang. Hal ini diakui salah satu warga binaan, Kurniawan (35) mengaku senang bisa terlibat dalam produksi kursi rotan di Lapas Kelas II B Indramayu.