RAKYATCIREBON.ID – Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) akan segera merealisasikan pengerjaan proyek jalan di wilayahnya. Hal itu sebagai jawaban teknis atas keresahan masyarakat perihal aduan kerusakan jalan di Kabupaten Cirebon.
Kabid Bina Marga Dinas PUTR Kabupaten Cirebon, Tomy Hendrawan, mengakui bahwa tahun ini ada pengerjaan pada sejumlah ruas jalan. Namun dalam pelaksanaan ada sejumlah tahapan yang diawali atas berbagai pertimbangan teknis dan akademis.
“Karena sekarang kan masih musim hujan, makanya tidak mungkin akan berlangsung dikerjakan dulu. Karena akan mengurangi hasil dan kualitas pasca pengerjaan. Dimungkinkan akan dimulai setelah lebaran ini” kata Tomy saat dihubungi, Selasa (22/3).
Baca Juga:Kursi Rotan Karya Warga Binaan Lapas Tembus Pasar EropaSongsong Pemilu 2024, DPC Perempuan Bangsa Dilantik
Tomy menerangkan, nantinya teknis pengerjaan dibagi dalam tiga kategori yakni pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan jalan sesuai skala prioritas. “Pengerjaan dilakukan berdasarkan kajian teknis dan analisis berdasarkan skala prioritas,” katanya.
Tomy menerangkan, secara garis besar dari hasil pendataan dinasnya bahwa di akhir 2021 ada sejumlah kategori jalan di wilayah kabupaten Cirebon. Diantaranya kondisi jalan dalam kategori kondisi mantap yakni penjumlahan jalan dalam kondisi baik dan sedang terdapat sepanjang 1.033 KM. Kemudian jalan dalam kategori kondisi rusak ringan sepanjang 137 KM, serta kondisi jalan dal kategori rusak berat sepanjang 69 KM.
“Jadi total panjang penanganan jalan di kita (Kabupaten Cirebon,red) ada sepanjang 1240,3 KM yang terdiri atas 564 ruas,” kata Tomy.
Namun dari hasil survei akhir Desember 2021 , kata Tomy, kondisi jalan berubah. Untuk kondisi jalan dalam kategori mantap naik menjadi 1.038 KM dari sebelumnya 1.033 KM. Kemudian untuk kategori rusak ringan menurun dari 137 KM jadi 100 KM.
“Nah yang masuk dalam kategori rusak berat di kita justru bertambah dari 69 KM menjadi 101 KM. Ada penambahan kerusakan berat sepanjang 30 KM. Penyebab kerusakan jalan itu bisa oleh berbagai faktor juga. Bisa dari faktor cuaca dan alam, kurangnya pemeliharaan dan tonase lintasan kendaraan yang melebihi kapasitas,” ungkapnya.
Meski demikian, kata Tomy, yang harus lebih dipikirkan dalam kegiatan dinas teknis dengan kondisi anggaran tahun sebelumnya yakni di 2021 kurang ideal dari segi perhitungan teknis. Sehingga jika dihadapkan dalam studi pemeliharaan jalan dalam kondisi mantap sepanjang 1.033 KM yang harusnya terpelihara baik menjadi tidak ideal. Padahal sepanjang jalan Itu semestinya bisa disuport melalui kegiatan peliharaan rutin .