“Kegiatan pemeliharaan rutin di 2021 saja hanya dianggarkan Rp7,7 miliar dalam setahun. Makanya, kita hanya bisa maksimal di 130 ruas dari 564 ruas yang ada. Dengan total panjang penanganan 307 KM dari 1.033 KM tadi,” imbuhnya.
Makanya, anggaran yang harusnya ada bisa tiga kali lipat dalam satu tahun. Karena perhitungan ideal seharusnya Rp24 miliar untuk pemeliharaan rutin saja, agar tercipta kategori jalan kondisi mantap dan terpelihara.
“Meskipun itu bukan hal klasik dan kembali ke alokasi anggaran yang tersedia, namun dengan anggaran yang ada kita maksimalkan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan peningkatan jalan. Insyaallah di tahun 2022 ini, kita bisa meningkatkan jalan sepanjang 50,5 KM melalui dua alokasi anggaran. Baik APBD maupun APBN,” paparnya.
Baca Juga:Solar Langka, Â Alur Pasokan Pangan TerhambatPedagang Menolak Revitalisasi Pasar Caplek
Tomy menambahkan, khusus bagi kerusakan jalan di kawasan Batik Trusmi, tahun ini memang ada pengerjaan dalam dua metode, yakni pemeliharaan dan peningkatan. Rinciannya, untuk peningkatan akan dilakukan sepanjang 400 meter dengan dua lajur di kawasan gerbang.
“Dua lajur itu akan ditingkatkan, yang posisinya dari mulai pintu masuk gerbang sampai perempatan kawasan masuk Batik Trusmi. Anggaran diperkirakan mencapai Rp2,5 miliar dan saat ini masih dalam tahap perencanaan teknis,” katanya.
Sedangkan untuk jalan terusan kawasan Trusmi yang meliputi jalan sepanjang kawasan Weru-Panembahan-Sarabau, juga akan dilakukan pengerjaan. Namun dalam kategori pemeliharaan.
“Untuk peningkatan jalan umumnya memang dilihat sisi kondisi, termasuk di jalan terusan kawasan Trusmi. Dan untuk peningkatan di jalan tersebut, dimungkinkan akan dilakukan tahun 2023 mendatang. Bisa saja dibeton atau dihotmik. Sehingga dibutuhkan pengkajian teknis karena kaitannya dengan membuat drainase. Karena memang itu kuncinya,” pungkasnya. (yog)