RAKYATCIREBON.ID – Bencana alam pergerakan tanah di Kabupaten Majalengka terjadi di Blok Cigobang Desa Padarek Kecamatan klemahsugih, Kamis (31/3) yang mengakibatkan dua rumah rusak berat.
Kepala Desa Padarek, Wahyu Susanto mengatakan bencana pergerakan tanah sudah sering terjadi di blok tersebut. Hal itu dipicu tanah di daerah tersebut terbilang labil yang mengakibatkan mudahnya tanah bergerak. Apalagi, jika terjadi hujan deras mengguyur dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama.
“Di Desa Padarek, memang di blok Cigobang ini kondisi tanahnya paling labil. Sehingga mudah terjadi pergerakan tanah,” ujar Wahyu, Jumat (1/4).
Baca Juga:Bupati Acep Jadi Mabicab Kwartir Cabang PramukaPertamina Apresiasi Inovasi Kodim 0617
Dia menyebut, parahnya kondisi tanah di wilayah tersebut diperkuat dengan alat pendeteksi dari BMKG yang menyatakan blok Cigobang menjadi titik rawan pergerakan tanah. Sudah sejak satu tahun terakhir, ada 21 rumah yang mengalami retak-retak dan 6 rumah yang kini kondisinya rusak parah.
“Jadi kejadian terakhir pada kamis kemarin ada 2 rumah yang rusak parah. Namun, secara keseluruhan satu tahun terakhir juga pergerakan tanah terjadi dengan terakhir ini ada enam rumah rusak parah dan 19 rumah retak-retak,” ucapnya.
Kejadian pada Kamis kemarin, sambung dia, membuat salah satu rumah milik warga bernama Ujang Darmawan (39) rusak berat. Dimana akibat pergerakan tanah tersebut, rumahnya tidak lagi bisa ditempati.
“Ini rumah milik Ujang bisa dibilang paling parah akibat pergerakan tanah. Rumahnya gak bisa ditempati lagi dan mereka kini mengungsi,” jelas dia.
Menanggulangi bencana alam tersebut, pihaknya akan memperbaiki drainase yang berada di area depan rumah penduduk yang dianggap memicu pergerakan tanah.
“Upaya kami mau memperbaiki irigasinya. Saluran air drainasenya. Mungkin dari sini drainasenya menjadi penyebab pergerakan tanah. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghindar apalagi kalau hujan malam, mending ngungsi aja ke keluarga yang lain,” katanya. (hsn)