Untuk menjaga penyaluran solar subsidi tepat sasaran harus dilakukan pengawasan sampai ke tingkat konsumen akhir oleh tim gabungan yang dibentuk oleh pemerintah. Karena disparitas harga solar ini terlalu lebar dengan BBM yang memiliki kualitas di atasnya. Sehingga sangat berpotensi BBM subsidi ini dikonsumsi oknum yang tidak berhak menggunakannya.
“Kondisi ini mengakibatkan di beberapa daerah terjadi kelangkaan solar,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, saat ini khusus di Jakarta ada sekitar 10 persen konsumen Pertamax yang pindah ke Pertalite. Artinya, yang selama ini disubsidi oleh Pertamina karena harga Pertamax yang tidak naik, maka mereka berpindah menjadi tanggungan subsidi pemerintah, karena Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) dengan besaran subsidi sekitar Rp4 ribu per liter.
Ugan juga berpesan kepada Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) agar mampu mengantisipasi penerapan kebijakan seperti kenaikan harga BBM Pertamax ini, serta harus mampu memitigasinya sehingga tidak membuat masyarakat panik.
Baca Juga:Digital Marketing Kebutuhan Usaha Era 4.0RUU TPKS Sah Jadi UU, Selly: Semua Pihak Harus Komitmen Menerapkan
“Saya juga berharap stok Pertalite dan Biosolar harus terjaga, semua harus terencana dengan baik dan terstruktur,” imbuhnya. (wan)