RAKCER.ID – DPC Partai Demokrat Kota Cirebon kehilangan banyak kader menjelang Pemilu 2024. Tidak kurang dari 5 kader dan pengurus penting hengkang. Salah satu alasannya adalah, perbedaan sikap politik sesama kader di tubuh partai.
Hengkangnya banyak kader karena friksi itu, jelas terlihat saat Muscab Serentak di Bandung pada Mei 2022 lalu. Perebutan kursi ketua DPC Demokrat Kota Cirebon saat itu, diikuti dua kader internal yakni Sri Budiharjo dan Dian Novitasari.
Meski DPP Partai Demokrat telah menentukan Dian Novitasari sebagai Ketua DPC Demokrat Kota Cirebon, nyatanya Muscab memakan banyak korban. Yakni hengkangnya tiga ketua PAC Demokrat.
Mereka adalah Mantan Ketua PAC Kesambi Wahdinih pindah ke PKB, Mantan Ketua PAC Lemahwungkuk Ade Rivai pindah ke Hanura, dan Mantan Ketua PAC Kejaksan Harsono pindah ke NasDem.
Kepindahan tiga kader tersebut dinilai sebagai bentuk kekecewaan atas proses demokrasi di internal partai tidak berjalan. Sebab, Muscab yang seharusnya jadi ajang bagi kader saling berkompetisi malah diintervensi kepentingan politik kelompok.
Jauh sebelum kepindahan 3 kader, nama politisi beken seperti M Junaedi dan Cecep Suhardiman juga rela meninggalkan posisi Sekretaris DPC Demokrat Kota Cirebon, lantaran tak betah dengan dinamika politik yang terjadi.
Kepindahan kader yang paling menggemparkan ialah berlabuhnya Nashrudin Azis ke PDIP. Azis yang merupakan politisi kawakan yang besar di Demokrat Kota Cirebon malah loncat pagar ke partai yang menjadi rivalnya dalam dua Pilkada Kota Cirebon.
Meski kehilangan banyak kader, Ketua DPC Demokrat Kota Cirebon, Dian Novitasari membantah partainya rapuh. Dian berujar, usai kepindahan para kader tersebut, internal partai langsung menutup kekosongan dengan kader lain.
“Dengan keluarnya Pak Azis dari Demokrat, kader-kader menyayangkan. Tapi tidak masalah. Karena itu haknya Pak Azis. Kami malah akan membuktikan kami akan memenangkan Pemilu 2024,” tegas Novi, Minggu 15 Januari 2023.
Novi yakin kepindahan para kadernya tak berpengaruh pada merosotnya suara Demokrat pada Pemilu 2024. “Tidak akan berkurang. Karena di eranya Pak Azisnya 13 ribu sekian suara, kemudian diketuai Pak Andru itu malah meningkat,” kata Novi.