RAKCER.ID – Majelis Ta’lim (MT) Al-Hidayah terus aktif merangkul para jamaahnya melalui kegiatan pengajian. Secara rutin, pengajian berfokus pada pembinaan iman dan taqwa bagi para jamaah.
Selain mengkaji tema religi, MT Al-Hidayah juga berupaya menjaga keguyuban para jamaah. Lebih lagi di tahun politik, 2023 dan 2024. Para jamaah diharapkan tetap fokus pada kegiatan keagamaan.
Jumat 20 Januari 2023, MT Al-Hidayah Kelurahan Karyamulya mengadakan pengajian bulanan tingkat kelurahan di Masjid Al-Amin, RT 03 RW 14 Jembar Agung, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Ketua MT Al-Hidayah Kelurahan Karyamulya, Dra Hj Muayyinah menyebutkan, keguyuban para jamaah merupakan kunci berkembangnya syiar Islam.
“Walaupun sekarang kita sedang masuk tahun politik, saya pesan jaga keguyuban. Jangan sampai karena beda pilihan, malah nggak saling menyapa. Jangan terpecah,” kata Muayyinah.
Menurutnya, pengajian merupakan wadah pemersatu. Di dalamnya terdapat pembahasan dan pendalaman ilmu agama, terjalinnya silaturahim antar jamaah sekaligus wadah informasi terkait acara-acara keagamaan.
“Kita jadikan majelis ta’lim ini sebagai wadah untuk meningkatkan ilmu agama dan ketaqwaan kita,” tambah Muayyinah.
Ketua Panitia Pengajian Rutin, Hj Nia Sukma mengatakan, pengajian dihadiri Ketua Majelis Ta’lim Al Hidayah Kota, Drs Hj Imroatul Fatihah MAg serta seluruh perwakilan majelis ta’lim ke Kelurahan Karyamulya.
Nia menjelaskan, pengajian digelar dalam rangka menyambut kedatangan Bulan Rajab sekaligus rutinitas bulanan. Narasumber yang dihadirkan yakni Kiai Hamdu Faqih.
Nia membenarkan, digelarnya pengajian merupakan momentum bagi para jamaah menjalin silaturahim dan memperdalam ilmu agama. Karena itu, dia berharap para jamaah tetap fokus pada tujuan utama majelis ta’lim.
“Kalau soal politik itu urusan masing-masing. Di pengajian kami sudah sepakat tidak boleh bicara politik atau mempromosikan tokoh dan partai politik,” jelas Nia.
Dia berujar, kegiatan pengajian rutin ini justru menjadi wadah bagi para jamaah untuk fokus pada kegiatan kerohanian. “Karena selama ini kita sudah sepakat. Kalau bahas politik itu di luar pengajian,” pungkasnya. (*)