RAKCER.ID – Masa pemulihan ekonomi pasca pandemi, pemerintah terus menggelorakan ekonomi kerakyatan berupa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tetapi masalahnya dengan modal usaha.
Namun, salah satu persoalan sehingga UMKM ini sulit berkembang, adalah sektor modal usaha. Karena terbentur modal, tak jarang para pelaku UMKM redup.
Dengan demikian, tak jarang juga, banyak lembaga perbankan yang mencoba memberikan dukungan di sektor permodalan. Melalui program-program yang mereka sodorkan untuk modal usaha.
Salah satunya, Bank BTPN Syariah, mereka hadir melalui program Tepat Pembiayaan Syariah.
Warga Blok Tegalan, Desa Jamblang, Jurkaeni, membagikan ceritanya. Usahanya memproduksi mainan rumahan, sempat limbung sampai akhirnya ia dibantu BTPN Syariah melalui program tersebut.
Diceritakan Jurkaeni, usaha mainan yang ia jalani, adalah usaha turun temurun dari keluarganya. Karena Desa Jamblang dikenal sebagai sentra pembuatan mainan rumaha di Kabupaten Cirebon.
Namun di sekitar tahun 2010, ia merasa kekurangan modal sehingga ia menekan produksi, dari yang tadinya sedikit, menjadi tambah sedikit.
Saat sedang dalam kondisi tersebut, di tengah keterbatasan permodalan, ia berpikir bahwa usaha keluarga turun temurun harus tetap berjalan, ia pun kenal dengan program Tepat Pembiayaan Syariah dari BTPN Syariah.
Sejak saat itu, dia menjadi nasabah. Saat itu, pinjaman pembiayaan pertamanya, ia mendapatkan suntikan dana sebesar Rp1,5 juta.
“Alhamdulillah usaha terselamatkan, sampai sekarang sudahb13 tahun jadi nasabah program Tepat Pembiayaan dari BTPN Syariah, terakhir saat ini, saya diberi pembiayaan 20 juta,” ungkap Jurkaeni.
Modal awal sebesar Rp1,5 juta tersebut, lanjut Jurkaeni, 13 tahun lalu ia gunakan untuk modal meneruskan usahanya membuat mainan anak-anak.
Merasa nyaman dengan program yang ditawarkan, usahanya pun terbantu, dan saat ini, terus berkembang, sampai angka produksi terus meningkat.
“Buat modal usaha mainan, saya sudah delapan kali top up, alhamdulillah bisa nambah usaha, sampai ratusan kodi per bulan, bisa ngirim sampai ke Madura, dengan keuntungan per bulan bersih 5 juta. Saya jualan mainan sudah turun temurun,” jelas Jurkaeni.
Selain Jurkaeni, pengusaha rotan di Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Tuti Artati, juga menjadi salahsatu pengusaha yang aktif menjadi nasabah program pembiayaan yang sama.