RAKCER.ID – Miris, atlet potensial asal Kabupaten Cirebon dibiarkan minim perhatian meskipun sudah meraih banyak prestasi, namun minim apresiasi. Itu menimpa, Kim Michelle Angelia yang merupakan Pelajar SDN 2 Pekantingan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon.
Kim Michelle Angelia yang kini baru duduk di kelas 3 SD itu, sudah meraih prestasi hingga tingkat nasional dibidang olahraga Pencak Silat. Kasus seperti ini sudah sering terjadi dan seolah tanpa solusi yang memadai.
Kemarin, ayah Kim Michelle Angelia, Atik Maulana datang mengadu ke DPRD Kabupaten Cirebon bahwa anaknya sudah sering mengikuti kejuaraan dan selalu pulang tanpa tangan kosong. Hampir selalu membawa medali emas. Terakhir kali mengikuti kejuaraan Mardini Open tingkat Nasional di Sumedang. Berhasil meraih prestasi gemilang yaitu Juara I. Ia pun bangga atas torehan prestasi yang telah diraih anaknya itu.
Artinya, jerih payah serta pengorbanan Kim Michelle Angelia selama ini, terjawab sudah. Namun sayang, prestasi yang telah diraih anaknya itu, belum mendapatkan perhatian. Khususnya dari pihak sekolah.
“Padahal pada saat mengikuti kejuaraan membawa nama sekolah. Membawa nama daerah. Walaupun kami datang atas nama perguruan, tapi tetap saja, pihak panitia menanyakan dari SD mana. Ya otomatis, kita membawa nama sekolah,” kata Atik, Senin (24/1).
Ia memang tidak menampik, anaknya pernah mendapatkan pemberian dari sekolah. Berupa tas dan buku dan juga uang saku. Nilai uang sakunya sebesar Rp15 ribu.
“Kami mengharapkan, ketika ada kejuaraan yang diikuti, minimalnya untuk uang pendaftaran bisa disupport. Tidak semua dari biaya sendiri. Karena selama ini semua dari biaya sendiri,” katanya.
Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan mengaku prihatin sekaligus bahagia atas informasi yang diterimanya itu. Bahagia, karena pelajar dari Cirebon bisa berkibar membawa nama daerah. Meskipun baru menginjak usia belia, baru kelas 3 SD bisa menjuarai tingkat nasional.
“Tadi saya sudah lihat bukti fisiknya ada sertifikat dan medali,” tutur Yoga.
Rupanya sudah banyak prestasi yang diraih. Adapun keprihatinannya terkait minimnya apresiasi dari pemerintah, khususnya pihak sekolah. Menurutnya itu terjadi karena miskomunikasi saja. Antara pihak sekolah dengan Pemda Kabupaten Cirebon.