“Desa adalah kekuatan utama yang berkesinambungan. Dari desa bisa menghasilkan padi, ubi jalar dan tanaman lainnya,” ujar bupati Acep.
Kami juga harus mempertahankan konservasi dengan tidak mudah memberikan izin untuk investasi, jika kenyataannya merusak lingkungan dan kami berprinsip mempertahankan budaya ini,” sambungnya.
Seperti tradisi Kawin Cai, yang mempertahankan sumber air. Juga Babarit, seren taun, cingcowong dan tradisi lainnya.
Hal itu menurut Bupati Acep jika dikolaborasikan dengan teknologi modern dan tetap menghormati tradisi, maka keseimbangan hidup akan tetap terjaga.
Bupati Acep menuturkan tidak mudah untuk mempertahankan nilai-nilai budaya di zaman serba canggih seperti sekarang. Tapi hal itu mau tidak mau harus dilakukan, karena jika tidak maka tidak memiliki jati diri lagi dan dirusak oleh hal-hal modern.
Tentunya perlu ada kolaborasi multipihak dalam membangun pertanian khususnya pangan yang ada di Kabupaten Kuningan.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media akan mendongkrak kemajuan yang saat ini belum tercapai.
Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023 ini diserahkan kepada 10 bupati dan walikota yang telah berkontribusi besar menjaga kebudayaan lewat inovasi-inovasinya. *