RAKCER.ID – Belum genap satu tahun pekerjaan selesai, dan diserahterimakan kepada Pemkot Cirebon, gapura Kotaku berbentuk Candi Bentar di bagian utara dari proyek pengentasan kumuh skala kawasan di Pesisir Panjunan roboh, Selasa 14 Februari 2023 pagi.
Dari yang pernah diberitakan Rakyat Cirebon pada Mei 2022 lalu, saat itu masih dalam proses pengerjaan, gapura di titik yang sama juga roboh. Saat itu pekerjaan belum selesai 100 persen. Sehingga langsung diperbaiki pihak penggarap.
Selasa ini, Gapura seberangnya, juga terjadi hal yang sama, roboh. Dan memuntahkan material urugan di dalamnya, yang terlihat tak sama sekali padat.
Ketua RW 10 Pesisir Utara, Suwarjono menyampaikan, gapura hasil pengerjaan proyek Kotaku di wilayahnya, roboh Selasa pagi sekitar pukul 09.30 WIB.
Ia pun langsung memberikan laporan kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) sebagai SKPD teknis yang menanganinya.
“Langsung saya lapor, dan tadi sudah ada petugas dari DPRKP turun meninjau lokasi mas,” ungkap Suwarjono.
Kondisi gapura yang roboh sendiri, kata Suwarjono, di bagian bawah. Sehingga urugan di dalamnya pun runtuh. Sementara bata merah gapura di bagian atas masih berdiri kokoh.
“Atasnya masih belum roboh. Tadi katanya mau dirobohkan karena membahayakan. Sepertinya, juga akibat banyak truk urugan yang lewat. Karena di kelurahan sebelah sedang ada pembangunan pengembang perumahan, dan armada-armada besarnya lewat sini,” kata Suwarjono.
Sementara itu, Legislator Gerindra yang juga warga setempat, Fitrah Malik menilai, sejak masih proses pengerjaan, proyek Kotaku memang menyisakan banyak pertanyaan. Dan terkesan dipaksakan selesai. Terlebih proses pengerjaannya, selesai dalam beberapa kali masa penambahan waktu atau adendum.
Bahkan, kata Fitrah, selain gapura roboh saat ini, dan sama persis seperti kejadian dulu, di bagian pemasangan hamparan batu alam, warga juga pernah melayangkan protes. Karena waktu itu terkesan dipasang sembarangan. Sehingga batu alam yang dipasang banyak mengelupas.
“Menurut pandangan saya, diduga jika berkaca dari robohnya gapura sebelumnya, dan terkelupasnya lantai batu alam saat pekerjaan masih dilaksanakan, ini disebabkan dari pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis,” ungkap Fitrah.