RAKCER.ID – Persoalan yang dihadapi masyarakat terkait fasilitas umum maupun non fisik terus muncul. Sehingga, perlu ada solusi yang hadir, baik dari pemerintah daerah, provinsi, maupun pusat. Oleh karena itu, Lili Eliyah belanja masalah di masyarakat.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Golkar Dapil XII (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu), Lili Eliyah SH MM menggelar Reses II Tahun Sidang 2022-2023, Senin 13 Februari 2023.
Titik pertama yang dikunjungi Lili Eliyah, belanja masalah di Desa Ciledug Kulon, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Banyak aspirasi yang disampaikan masyarakat yang hadir dalam reses tersebut.
“Salah satunya, aspirasi untuk membangun kantor Desa Ciledug Kulon di tahun 2024. Tahun depan akan membangun kantor desa ini,” ungkapnya.
Lili menjelaskan, pembangunan kantor desa ini bertujuan untuk memaksimalkan kinerja pemerintah untuk melayani masyarakat.
“Kantor desa masih belum representatif. Untuk itu, Insya Allah tahun depan melalui pokir akan saya siapkan anggaran pembangunannya,” terangnya.
Masih kata Lili, persoalan sampah hampir sama di semua daerah. Untuk alat cator sampah akan didorong dan kawal pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon maupun Provinsi Jawa Barat.
“Saya akan kawal dan dorong di dinas terkait. Sehingga, bisa direalisasikan baik cator maupun gerobak sampah,” ujarnya.
Lili menuturkan, aspirasi terkait pembangunan pagar keliling sekolah SDN 1 Ciledug Kulon agar memasukan ke SIPD Dinas Pendidikan supaya bisa masuk ke provinsi.
“Saya memastikam akan kawal dan dorong aspirasi dari kuwu dan masyarakat Desa Ciledug Kulon ini,” ucapnya.
Sementara itu, Kuwu Desa Ciledug Kulon, H Wawan Hermawan mengatakan, pihaknya bersama masyarakat memiliki aspirasi dalam pemindahan kantor desa serta membangun kantor desa yang baru.
“Ini untuk kepentingan masyarakat. Saya berbincang dengan kecamatan, alhamdulillah bisa dan akan membangun desa melalui anggaran dari pokir bu Lili Eliyah sebesar 1 miliar tahun depan,” tandasnya.
Tak hanya itu, aspirasi mobil ambulans bagi desa, pengadaan cator pengangkut sampah, serta gerobak sampah diperlukan oleh desa.
“Armada gerobak sampah masih kurang. Sehingga untuk bergerak susah karena hanya punya 1 armada. Padahal, persoalan sampah sangat urgen. Kami akan maksimalkan pengelolaan sampah,” ujarnya.