RAKCER.ID – Setelah selesai dibangun dan kepengurusan disusun, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Puser Bumi, yang berada di puncak Gunung Jati, Cirebon, menyelenggarakan Haul Syekh Datul Kahfi.
Sebagaimana diketahui, Puncak Gunung Jati dengan situs Puser Bumi, sudah dipugar dan dibangun sebuah masjid megah atas inisiasi dari dua orang tokoh.
Dua tokoh inisiator pembangunan Masjid Puser Bumi tersebut adalah Ketua Yayasan Pendidikan Sunan Gunung Jati, Dadang Sukandar Kasidin bersama Sultan Muhammad Saladin.
Pemugaran dan pembangunan dilakukan, tanpa mengurangi nilai historis dan kekeramatannya. Bahkan tanpa mengubah namanya.
Dengan tujuan, agar Situs Puser Bumi bisa lebih terpelihara. Dan masjid yang dibangun menjadi pusat dakwah dan syiar Islam tersebut, terjaga baik dari sisi sejarah maupun keagamaannya.
Untuk mengelola dan memelihara Masjid Puser Bumi yang megah di puncak Gunung Jati yang selesai dibangun, dibentuk dan dikukuhkan pengurus DKM.
Pengurus DKM Masjid Puser Bumi ini akan merumuskan rencana kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid tersebut. Salah satu kegiatan perdananya adalah Haul Syekh Datul Kahfi.
Haul Syekh Datul Kahfi ini dilaksanakan dua hari, tanggal 16 dan 17 Februari 2023. Diisi oleh berbagai rangkaian, baik kegiatan keagamaan hingga kegiatan sosial.
Rangkaian Haul Syekh Datul Kahfi, diawali dengan kegiatan sosial khitanan masal yang diikuti oleh sedikitnya 57 pengantin khitan yang berasal dari warga sekitar area pemakaman Gunung Jati.
Kegiatan sosial juga dilanjutkan dengan pembagian sembako untuk warga, Khotmil Qur’an, sampai seminar sejarah, yang mendasarkan penetapan Haul Syekh Datul Kahfi yang jatuh pada tanggal 26 Rajab.
“Melalui berbagai pembahasan, Haul Syekh Datul Kahfi ini ditetapkan setiap tanggal 26 Rajab. Agenda dipungkas dengan doa bersama untuk indonesia yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah,” jelas Ketua DKM Masjid Puser Bumi Gunung Jati, Pengeran Mochammad Amaludin didampingi sekretaris DKM, Dani Mardani.
Rangkaian kegiatan haul ini, lanjut Pangeran Amaludin, selain untuk mengenang salah satu tokoh pendahulu yang berjuang di jalan Allah dalam mensyiarkan agama islam di tanah Cirebon, juga diisi oleh kegiatan sosial. Untuk mengamalkan pesan dari Kanjeng Sinuhun Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.