RAKCER.ID – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon menggelar rapat Forum Perangkat Daerah (PPD), Kamis 23 Februari 2023. Rapat dilakukan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) tahun 2024.
Kepala Dispusip Kota Cirebon, Gunawan ATD DEA menjelaskan, Rapat FPD Dispusip melibatkan stake holder dari unsur akademik, pegiat literasi dan kalangan budawayan. Tujuannya menampung aspirasi dan usulan dari stakeholder.
“Kegiatan ini adalah Forum FPD dalam Rencana Kerja tahun 2024. Di mana sesuai dengan peraturan, FPD ini memang harus dijalankan oleh seluruh perangkat daerah,” katanya.
Gunawan menjelaskan, Dispusip merencanakan beragam program kemudian menampung pula masukan dari stakeholder terkait Renja yang bakal dijalankan Dispusip.
“Di antaranya perpustakaan menjadi tempat literasi kreatif. Ada masukan mengenai literasi atau demo pengobatan alternatif,” ujarnya.
Selain itu, dicetuskan pula program lain yang tujuannya meningkatkan literasi di Kota Cirebon.
“Kemungkinan lomba karya ilmia itu juga menarik. Karena itu juga bagian dari literasi juga untuk meningkatkan jumlah pemustaka,” tambahnya.
Gunawan menambahkan, Dispusip berencana pula menjalankan program-program pelestarian kearsipan dan naskah kuno. Karena Kota Cirebon termasuk daerah paling banyak koleksi jumlah naskah kuno.
“Ada hal-hal yang penting ternyata naskah kuno di Cirebon paling banyak di Jawa Barat. Bagaimana caranya itu bisa diinventarisir dan kita perlu memikirkan juga naskah kuno harus terpelihara,” jelas Gunawan.
Hasil dari rapat FPD ini dicatat dalam berita acara kemudian dijadikan acuan dalam penentuan program-program yang bakal dijalankan Dispusip pada tahun 2024 mendatang.
Sementara itu, salah satu peserta rapat FPD, Mustaqim Asteja menyampaikan aspirasinya terkait pelestarian naskah kuno. Salah satunya meningkatkan intensitas kegiatan bedah sejarah dan naskah kuno Cirebon.
Menurut Mustaqim, kegiatan tersebut nantinya diharapkan memacu kepedulian generasi muda dalam pelestarian naskah kuno di Kota Cirebon.
Sebab selama ini, menurut Mustaqim, banyak sekali narasi tentang Kota Cirebon yang kurang lengkap namun viral. Jika tidak ada pembanding, dikhawatirkan terjadi disinformasi yang menyebar ke masyarakat. (*)