RAKCER.ID – ACR+, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya berkelanjutan berkunjung ke RW 09 Kesunean Selatan, Kota Cirebon, pekan lalu.
Environmental Program Manager ACR+, Danko Aleksic menjelaskan, ACR+ merupakan jaringan internasional kota dan kawasan yang bermarkas di Brussel, Belgia.
Organisasi ini berkepentingan membuka jejaring dengan NGO, institusi pendidikan, konsultan maupun organisasi swasta lainnya. Tujuan membentuk kerja bersama dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan menjadi sumber ekonomi.
Baca Juga:Datangi Terminal Harjamukti, UGJ Cirebon Perluas Jejaring Kerja Sama4 Mahasiswa Penulis Artikel Tercepat Academic Writing IAIN Cirebon Diganjar Penghargaan
ACR+ merupakan mitra kerja program Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC) yang didanai Uni Eropa. Kota Cirebon jadi salah satu yang diasesment. Salah satu lokusnya RW 09 Kesunean Selatan.
“Saya datang untuk melihat pengelolaan sumber daya berkelanjutan di sini. Walau banyak persoalan, tapi dengan kerja bersama saya yakin akan ditemukan solusi,” kata Danko.
Salah satu persoalan serius yang ditemukan Danko dalam kunjungannya ke Kota Cirebon ialah kesadaran lingkungan masyarakat yang tergolong rendah. Dia menyadari, persoalan ini tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Sementara itu, Ketua RW 09 Kesunean Selatan, Pepep Nurhadi menjelaskan, prinsip pengelolaan sumber daya berkelanjutan sudah diterapkan di kampungnya sejak lama. Misalnya pemanfataan sampah.
Di RW 09 Kesunean Selatan, sampah dipilah dua, organik dan non organik. Sampah organik dijadikan kompos. Sedangkan sampah non organik sejenis kertas, plastik kemasan, kardus, botol hingga kantong kresek dikreasi menjadi kerajinan.
Demi kegiatan aktivitas tersebut, RW 09 Kesunean Selatan punya bank sampah, dua gudang sampah dan satu rumah produksi. “Tujuannya untuk mengajak masyarakat menjaga kelestarian lingkungan kampung,” jelas Pepep.
Terbukti, dengan mengelola sampah, warga kampung jadi punya tambahan pengehasilan. Melalui bank sampah, warga setor sampah, ditimbang, lalu uangnya ditabung. Jika sudah banyak, uang bisa diambik untuk kebutuhan biaya sekolah anak.
Baca Juga:Top 15 Mahasiswa Ushuluddin dan Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon Berhasil Menulis ArtikelDispusip Kota Cirebon Segera Susun Program Pelestarian Arsip dan Naskah Kuno
Selain itu, kawasan hutan mangrove di RW 09 Kesunean Selatan menjadi satu-satunya yang masih rimbun se Kota Cirebon. Pengurus RW bersama warga setempat bahu membahu menjaga hutan mangrove dari penebang liar dan pemburu biota.
“Ini di kami ini satu-satunya hutan mangrove yang masih ada. Kalau di RW lain sudah ditebang,” kata Pepep.