Jalan berlumpur ini disebabkan adanya pengurugan tanah merah di lubang yang cukup dalam. Yakni di dekat jembatan desa tersebut. Saat pengurugan dilakukan, hujan deras datang.
Hal ini membuat kondisi jalan rusak berlumpur dan tanahnya berwarna merah. Sebelum pengurugan dilakukan di lokasi tersebut, jalan di dekat jembatan ini merupakan salah satu titik rusak terparah.
Kemudian, usai banyak diprotes warga, jalan berlumpur merah ini diurug kembali menggunakan pasir dan batu (sirtu). Namun, bukannya memperbaiki keadaan, justru pengurugan oleh sirtu malah memperburuk jalan.
Baca Juga:Pertemuan Cabor Anggota KONI Kabupaten Cirebon Diisi Orasi Kandidat Ketua KONI, Kok Bisa?Tuntut Realisasi Bonus Porprov, Cabor di Kabupaten Cirebon Gelar Pertemuan
“Udah kayak bubur jalannya, hancur lebur. Tadinya waktu masih berlumpur merah, motor masih bisa lewat di tengah, meski kanan kiri berlumpur. Tapi waktu diurug sirtu justru hancur. Motor udah gak bisa lewat,” kata Iskandar.
Motor sendiri kini seluruhnya harus lewat halaman sebuah showroom meubel. Jika ramai, maka pemotor harus rela antre karena halaman showroom meubel tersebut tidak cukup lebar. (*)Â