Alasan Nuzulul Qur’an Menjadi Malam Istimewa di 17 Ramadhan, Berikut Penjelasannya

nuzulul qur'an
Alasan 17 ramadhan sebagai peringatan Nuzulul Qur'an. Foto:m Freepik
0 Komentar

RAKCER.ID – Nuzulul Qur’an yang kerap kali diperingati oleh orang muslim adalah suatu upaya untuk mengingatkan kembali peristiwa turunnya Al-Qur’an.

Tanggal 17 ramadhan menjadi peristiwa pertama kalinya Al-Qur’an turun bertempat di gua Hira dan untuk pertama kalinya Rasulullah diutus menjadi seorang Nabi.

Lalu apa sajakah yang menjadi dasar alasan peristiwa Nuzulul Qur’an diperingati pada tanggal tersebut?

Baca Juga:7 Rekomendasi Desain Ruang Tamu Lesehan Untuk Rumah Minimalis dan ArtistikMalam Istimewa Pada Bulan Ramadhan, Berikut Peristiwa Sejarah Nuzulul Qur’an

Berikut Penjelasan Alasan Peristiwa Nuzulul Qur’an diperingati Tanggal 17 Ramadhan

Terdapat dua pendapat yang djadikan pijakan sebagai alasan peringatan Nuzulul Qur’an tanggal 17 ramadhan.

Pertama, pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41 berbunyi:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya:

“Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”

Dijelaskan oleh Imam ath-Thabari dalam sebuah kitanya Jami’ul Bayan fi Ta’wilil Qur’an bahwa makna yaumul furqan pada surat Al-Anfal ayat 41 yakni sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan Kafir Quraisy pada saat perang Badar di tanggal 17 ramadhan.

Melalui kutipan dari Hasan bin Ali,

قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة “الفرقان يوم التقى الجمعان”، لسبع عشرة من شهر رمضان.

Artinya:

“Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.”

Alasan kedua, yakni peringatan Nuzulul Qur’an pada saat 17 ramadhan dilihat pada saat peristiwa Rasullah SAW. Menerima wahyu dari Allah SWT. Pertama kalinya yakni berupa surat Al-Alaq ayat 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Bukan hanya itu saja, ketika merujuk pada surat Al-Qadr,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya:

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam itu lebih baik dari seribu bulan.”

Baca Juga:Anak Kostan Wajib Coba! 4 Rekomendasi Resep Olahan Sosis Untuk Berbuka Puasa5 Rekomendasi Desain Cafe Minimalis yang Unik

Seperti tafsirnya Imam al-Baghawi terkait ayat diatas, bahwa makna أَنْزَلْنَاهُ adalah dimana Allah menurunkan Al-Qur’an dalam bentuk satu jumlah di malam lailatur qadar.

0 Komentar