RAKCER.ID – Berapa jumlah kerugian akibat banjir yang menenggelamkan rumah warga Kota Cirebon? Data ini memang masih simpang siur.
Seperti diketahui, banjir ekstrem kembali terjadi di wilayah Kota Cirebon, Kamis 30 Maret 2023 malam. Banjir dengan ketinggian ekstrem tersebut, sampai menenggelamkan sejumlah rumah warga.
Banjir terjadi di beberapa titik, dan secara keseluruhan, titik-titik banjir adalah wilayah aliran sungai, Kali Suba di aliran Timur, dan Kedung Pane di wilayah Barat.
Baca Juga:MUDIK 2023: 250 Armada di Terminal Harjamukti, Cirebon, Siap Layani Pemudik Nama Sekda Kota Cirebon Dicatut Nomor WhatsApp Baru, Modusnya Iming-iming Beri Bantuan
Salah satu wilayah terdampak cukup para terjadi di RW 09 Jabang Bayi, yang bersentuhan langsung dengan bantaran Kali Suba.
Warga RW 09 Jabang Bayi, Kelurahan Drajat, Rusba menerangkan, kejadian banjir luapan Kali Suba, Kamis 30 Maret 2023 yang terjadi sampai dini hari, dan merendam rumah warga, adalah kejadian terbesar.
Pasalnya, luapan Kali Suba menyebabkan banjir yang merendam permukiman begitu tinggi, dan banjir kiriman yang ekstrim seperti kemarin, terakhir terjadi pada tahun 1982.
“Semalam warga bantu semua yang terdampak, sampai jam 1. Sampai seperti ini, terakhir terjadi tahun 82, semalam baru terjadi lagi, padahal disini hujan tidak terlalu lebat,” ungkap Rusba.
Karena terendam oleh air dengan ketinggian ekstrem, lanjut Rusba, warga di RW 09 Jabang Bayi yang terdampak, terpaksa mengungsi ke sejumlah titik aman.
“Warga sini ngungsi ke langgar dan Masjid, tapi sekarang (Jumat siang, red) sudah balik lagi, pada beberes,” kata Rusba.
Kondisi banjir di RW 09 Jabang Bayi, Drajat sampai menyebabkan warga setempat berinisiatif mendirikan dapur umum.
Bahkan, Anggota DPRD Fraksi Demokrat, R Endah Arisyanasakanti sejak Jumat pagi langsung turun ke lokasi, sampai sore mendampingi warga di dapur umum yang didirikan.
Baca Juga:1 Kursi Fraksi PAN Kota Cirebon Masih Kosong, Ini Progres PAW-nyaKasus Tunda Bayar, Ternyata 11 SKPD di Kota Cirebon Berutang ke Kontraktor
Diprediksi Endah, warga yang terdampak di titik Jabang Bayi saja mencapai ratusan warga, terlihat dari aktivitas di dapur umum, warga yang gotong royong, memasak sampai 400 porsi.
“Untuk pagi saya cari di warteg-warteg yang buka, karena sebagian warga tidak berpuasa, mereka kelelahan membersihkan lumpur-lumpur sisa banjir,” kata Endah.
Untuk siang, kata Endah, dengan banyaknya bahan-bahan untuk dapur umum, mulai dari Dinas Sosial dan lembaga lain, termasuk support dari dirinya, warga pun kembali bergotong royong memasak untuk sore dan malam hari, bahkan untuk santap sahur hari Sabtu.