Mengenal Roehana Koeddoes Wartawan Perempuan Indonesia, Berikut Biografinya

Roehana Koeddoes
Perintis Pers Pertama Indonesia, Roehana Koeddoes. Foto: Wikipedia
0 Komentar

RAKCER.ID – Roehana Koeddoes atau Rohana Kudus yang lahir di Agam, Sumatra Barat 20 Desember 1884. Beliau adalah seorang wartawan pertama perempuan Indonesia.

Rohana kudus adalah pendiri sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di kota Gadang. Kegemarannya pada membaca membuatnya aktif pada bidang kepenulisan dan menulis di surat kabar perempuan yakni Poetri Hindia.

Mendapat gelar Pahlawan Nasional, Rohana Kudus juga mendirikan surat kabar Sunting Melayu, salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Rohana tumbuh ditengah-tengah keluarga yang moderat dan gemar membaca. Melalui surat kabar atau majalah yang selalu dibelikan oleh sang ayah.

Baca Juga:Seleksi CPNS 2023, Berikut Daftar Instansi yang Membuka Formasi SMA/SMKBerlaku Untuk Seluruh ASN dan Pegawai Swasta, Berikut Jadwal Cuti Bersama Lebaran 2023 Terbaru

Sehingga kegemaran membaca Rohana turun dari sang ayah. Atas didikan dan pembelajaran yang diberikan oleh ayahnya tersebut, membuatnya sudah mengenal Abjad latin, Arab dan Arab Melayu meskipun tak mengenyam pendidikan formal.

Berikut Biografi dan Karire Roehana Koeddoes

Biografi

Rohana Kudus atau Roehana Koeddoes merupakan putri dari  Mohammad Rasjad Maharadja Soetan yakni seorang kepala Jaksa atau Hoofd Djaksa di Hindia Pemerintahan Belanda.
Rohana adalah saudara tiri Sultan Sjahrir dan sepupu Agus Salim serta bibi dari pernyair ternama Indonesia yakni Chairil Anwar.

Seorang perempuan yang memiliki komitmen kuat pada pendidikan terhadap kaum perempuan. Ia percaya bahwa diskriminasi yang hadir terhadap perempuan pada bidang pendidikan adalah tindakan tidak adil dan sangat merugikan sehingga harus dilawan.

Melalui kecerdasan, keberanian dan perjuangan yang dimilikinya, ia melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.
Ketika sang ayah mendapatkan tugas pindah ke Alahan Panjang, Rohana bertetangga dengan seorang pejabat Belanda atasan ayahnya.

Dari tetangganya tersebut, Rohana belajar tentang menyulam, menjahit, merenda dan merajut yang mana keahlian yang dimiliki oleh perempuan Belanda.

Pada awal merintis dibidang pendidikan, Rohana kembali ke kampung dan mendirikan Sekolah Artisanal di Koto Gadang tahun 1905 dengan bekal tekad dan niat serta pengetahuan yang dimilikimnya.

Tahun 1908, saat usianya 24 tahun ia dinikahi oleh Abdoel Koeddoes seorang notaries. Suaminya mendukung usaha yang dilakukan oleh rohana dalam memperjuangkan pendidikan perempuan.

0 Komentar