Di beberapa titik, justru sungai dan drainase tertutup bangunan serta minimnya area serapan air langsung. Hal ini menyulitkan perawatan drainasi yang tersumbat sementara di atasnya tertindih bangunan.
“Saluran yang tertutup membutuhkan perhatian khusus pada inspeksi rutin 6 sampai 12 bulan untuk memastikan aliran air lancar,” jelas Peter yang juga Sekretaris DPD PSI Kota Cirebon ini.
Terkait banjir yang disebabkan rob atau naiknya permukaan air laut, lanjut Peter, harus ditanggulangi dengan dibuatnya bendungan penahan air oleh pemerintah.
Baca Juga:DEMA FUA IAIN Cirebon Adakan Kegiatan Amazing in RamadhanHari Kedua Amazing in Ramadhan IAIN Cirebon Diisi Liga Futsal Antar Jurusan
Sebab diakui Peter, permukaan tanah Kota Cirebon hampir sama tinggi dengan permukaan air laut. Bahkan beberapa area berada di bawah permukaan air sungai.
Kondisi ini sedang dialami warga yang bermukim di pesisir Kota Cirebon terutama yang berbatasan dengan Sungai Kriyan. “Beberapa titik yang dialiri berada di bawah permukaan atas sungai,” kata Peter.
Jika tidak ditangani secara serius, intensitas banjir di Kota Cirebon akan terus meningkat setiap tahun. Mengingat, Kota Cirebon merupakan tujuan akhir dari beberapa aliran sungai se Ciayumajakuning. (*)