Sementara itu, Pendiri Komunitas Kendi Pertula Cirebon, Mustaqim Asteja menambahkan, kelestarian kearifan lokal Cirebon merupakan tanggung jawab moral multi pihak.
“Jangan sampai anak-anak muda kita malah nggak hafal nama-nama bulan dalam kalender Jawa maupun kalender hijriah,” katanya.
Sultan Abdul Ghani Natadiningrat menyampaikan, Bincang Sejarah dan Tradisi merupakan rangkaian dari kegiatan Nonggoni Bedug Magrib Ning Kacerbonan.
Baca Juga:SEMA FUA IAIN Cirebon Gelar Forum Komunikasi Legislatif Intra FakultasAkhir Hari ke-3 The Marfain DEMA FUA IAIN Cirebon Diisi Berbagi Takjil
Rangkaian kegiatan diawali dengan santunan anak yatim oleh Himpunan Peramuwisata Indonesia (HPI) Cirebon, Bincang Sejarah dan Tradisi, penyematan tanda penganugerahan kepada budayawan dan seniman Cirebon serta ditutup dengan buka bersama. (*)