RACKER.ID – Film mendidik untuk anak? Menghabiskan waktu bersama dengan menyaksikan tayangan mendidik merupakan hal positif yang biasa dilakukan sebagian besar keluarga.
Momen menonton dengan anak ini bisa menjadi salah satu cara untuk para orang tua semakin menjalin kedekatan dengan anak. Namun saat ini rasanya sangat sulit mendapat tayangan yang bisa ditonton bersama anak-anak.
Sebenarnya banyak sekali film Indonesia maupun Luar Negeri yang memiliki pesan moral yang baik tentunya untuk mendidik anak mengerti mana hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Baca Juga:4 Daftar Hero Fighter Terkuat, Paling Bikin EmosiBikin Kamu Geregetan 4 Game Android Balapan Lucu ini
Untuk itu artikel ini akan membahas beberapa film mendidik untuk anak. Simak Yuk!
Berikut Daftar Film Mendidik untuk Anak :
1. Sepatu Dahlan
Film mendidik untuk anak yang pertama ada Sepatu Dahlan adalah kisah hidup mantan Mentri BUMN Indonesia, Dahlan Iskan semasa sekolahnya.
Film ini mengisahkan ketika Dahlan masih berusia anak-anak sangat menginginkan sepatu baru dan sepeda. Tetapi, saat itu Dahlan tidak mampu untuk membelinya.
Film ini juga menceritakan bagaimana semangat Dahlan yang harus menempuh jarak yang snagat jauh, dengan berjalan kaki untuk pergi ke sekolah setiap harinya.
Sepatu Dahlan merupakan film motivasi yang edukatif pastinya, agar sesulit apapun keadaannya keinginan untuk bersekolah tetap harus ada.
2. How to Train Your Dragon
Bercerita tentang seseorang remaja yang bernama Hiccup yang bersama dengan warga desanya memiliki misi buat memerangi naga yang telah menyerang desa mereka.
Akan tetapi, Hiccup malah diliputi rasa bersalah apabila terus-menerus membunuh naga-naga tersebut. Hingga suatu hari, Hiccup malah menjalin persahabatan dengan seekor naga yang bernama Toothles.
Baca Juga:Ternyata ini 3 Game Online Balapan Mobil Android TerbaikRasakan Sensasi 3 Game Lucu PC Ringan ini
3. Monsieur Lazhar
Film ini menceritakan tentang Bachir Lazhar, atau yang kerap dipanggil sebagai Monsieur Lazhar selama di sekolah. Dirinya merupakan seorang imigran Algerian dan menjadi seorang guru.
Lazhar kemudian menawarkan dirinya sendiri sebagai guru pengganti untuk guru sebelumnya yang meninggal dengan cara gantung diri di dalam kelas. Lazhar awalnya ragu bisa diterima, namun kepala sekolah menerimanya.
Ketika Lazhar mengajar, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Lazahar salah satu yang paling kentara adalah adanya gap budaya di dalam kelas yang membuat anak-anak sulit bahkan tidak bisa beradaptasi dengan SOP sekolah.