Menurutnya, PKB itu partai keramat. Sebab dilahirkan oleh para ulama kharismatik dengan tujuan agar aspirasi warga NU diakomodir. Dan santri ikut berkontribusi dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Jika para pemangku kebijakan menyalahgunakan kewenangannya.
“Kita lihat saja nanti, karena itu akan kualat. Lihat juga para pendahulu yang suka bermain-main api di PKB mereka terbakar akhirnya,” ungkapnya.
Akan tetapi, kata Syahidin, semua isu yang beredar masih belum terbukti secara sah. Sehingga, masih ada waktu baik para caleg yang merasa kecewa, jangan mundur. Sebab, masih ada waktu DCS sampai tahapan selanjutnya.
Baca Juga:Lokasi TPS dan Batas Wilayah Rentan Jadi Konflik Pemilu, Ini Kiat MengatasinyaKisruh PKB Kabupaten Cirebon Makin Tajam, Petahana Protes Tak Tempati Nomor Urut 1
Makanya, ia pun menpersilakan pihak yang punya kepentingan mengevaluasi kembali. Bila perlu, harus dipertimbangkan melalui musyawarah dengan para kiai yang ada di jajaran dewan syuro.
Karena selama ini, sepengamatannya, tanfidz kurang komunikasi dengan dewan syuro.
“Kesimpulan saya sementara adalah kalau benar penempatan kader terbaik dan incumbent itu nomornya sembarangan, saya yakin mereka yang memutuskan tersebut tidak melibatkan orang tua, yang dianggap sebagai penasehat dalam menentukan sebuah keputusan,” imbuhnya. (*)