Di era digital seperti sekarang, komunikasi dan kerja sama dengan individu lain di berbagai belahan dunia, merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Kemampuan komunikasi dan sosialisasi yang baik, dapat membantu peserta didik menjaga dan menambah koneksi dengan berbagai individu dari latar belakang berbeda.
Peserta didik juga dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi yang beragam, memahami perspektif orang lain, menghargai pendapat orang lain, dan menemukan solusi bersama.
Dalam pembelajaran multikultural, guru perlu memperhatikan kebutuhan peserta didik, sehingga meskipun peserta didik berasal dari daerah yang berbeda, peserta didik tetap merasa mendapatkan pendidikan yang setara. Kesetaraan dalam memberikan layanan pendidikan perlu ditekankan, agar tidak ada peserta didik yang merasa menjadi kaum yang lebih lemah di kelasnya.
Terakhir, pendidikan perlu mengajarkan kepada peserta didik bagaimana mengatasi pikiran negatif dan diskriminatif terhadap orang yang memiliki budaya berbeda dengan mereka.
Peserta didik perlu diajak untuk memandang segala hal dari beragam perspektif, sehingga mereka memiliki pandangan yang luas dan juga bijak. Melalui pembelajaran yang membawa isu kesetaraan, keadilan, dan menghormati keberagaman, peserta didik menjadi lebih sadar tentang stereotip, ketidakadilan, dan perpecahan yang mungkin terjadi di masyarakat akibat latar belakang yang berbeda.
Peserta didik akan lebih kritis untuk menilai prasangka sendiri dan memahami bahwa perbedaan merupakan suatu hal yang alami. Dengan pendidikan multikultural, masyarakat yang inklusif dan berkeadilan akan terbangun dengan fondasi yang kokoh.
Baca Juga:Sukses Desain Masjid Raya Islamic Center Jatim, Ridwan Kamil Raih Penghargaan Jer Basuki Mawa BeyaMANTAP ! 3 Ruas Tol Baru di Jawa Barat Siap Tampung Pemudik
Keterlaksanaan pendidikan multikultural tidak dapat sepenuhnya dibebankan pada guru. Institusi pendidikan, pemangku kebijakan, dan pemerintah juga perlu memberikan dukungan. Misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, mengesahkan aturan yang diperlukan, ataupun memberikan pelatihan bagi guru.
Selanjutnya, keluarga sebagai sekolah pertama bagi peserta didik juga perlu ikut mendukung pendidikan multikultural. Peserta didik dari latar belakang ayah dan ibu yang berbeda suku ataupun budaya dapat menjadi contoh nyata bagi peserta didik untuk memahami dan menerapkan pendidikan multikultural.
Kemudian, masyarakat yang solid dan bijak memaknai keberagaman, juga ikut membentuk karakter dari peserta didik.