Fakta Unik ! Mengenal Sejarah Suku Baduy, Tempat Tinggal hingga Tradisi

Mengenal Sejarah Suku Baduy, Tempat Tinggal hingga Tradisi
Mengenal Sejarah Suku Baduy, Tempat Tinggal hingga Tradisi. Foto: Pinterest-RAKCER.ID
0 Komentar

Baduy Dalam terdiri dari tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikertawarna, dan Cibeo. Desa Cibeo lebih terbuka terhadap pendatang.

Namun, pengunjung tetap tidak boleh mengambil foto serta dilarang memakai sabun, sampo, odol, dan bahan kimia lainnya saat mandi karena dikhawatirkan akan merusak alam. Sedangkan Desa Cikeusik sangat indah dan asri, tetapi jarang dikunjungi.

Selain kearifan lokalnya, masih banyak keunikan suku Baduy Dalam, di antaranya:

Gotong Royong

Baca Juga:Wajib Banget Tahu ! Sejarah Dan Peninggalan di Museum Talagamanggung Majalengka Sejak Tahun 1293Tiket Masuknya Murah Banget ! Situ Janawi Payung Majalengka, Danau di Dalam Danau, Peninggalan Kerajaan Rajagaluh

Di banyak tempat di Indonesia, sifat gotong royong sudah banyak ditinggalkan. Namun, sifat ini masih dipertahankan oleh suku Baduy Dalam. Terutama saat harus pindah ke daerah yang lebih subur karena mereka merupakan suku nomaden dan penganut sistem ladang terbuka.

Bentuk Rumah Tidak Mencerminkan Status Sosial

Bentuk rumah adat di sini hampir serupa tanpa memandang status sosial. Yang membedakan hanyalah perabot yang terbuat dari kuningan. Semakin banyak perabot kuningan yang dimiliki, semakin tinggi pula status keluarga.

Kebahagiaan yang Sederhana

Wilayah Baduy Dalam gelap gulita saat malam hari sehingga tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Malam hari digunakan untuk sekedar berkumpul dan mengobrol bersama keluarga atau tetangga sambil bermain kecapi.

Hidup Hemat dan Sehat

Kendaraan bermesin, seperti motor dan mobil, tidak diperbolehkan di Baduy Dalam. Namun, itu tidak menghalangi mereka pergi berkunjung ke kota besar. Mereka menempuh perjalanan dengan berjalan kaki tanpa mengeluh.

 Batang Bambu Pengganti Gelas

Larangan lainnya adalah tidak memakai gelas dan piring sebagai alas makan dan minum. Dengan kekayaan alamnya, mereka menggunakan bambu panjang sebagai pengganti gelas, yang menghasilkan aroma khas ketika dituangi air panas.

 Harapan Sederhana Para Orang Tua

Para orang tua memiliki cita-cita yang sederhana untuk kehidupan masa depan anak-anaknya. Mereka hanya ingin agar kelak anak-anak mereka membantu berladang.

Perjodohan

Perjodohan dilakukan saat seorang gadis mencapai usia empat belas tahun. Dalam tenggang waktu tersebut, orang tua pemuda masih bebas memilih wanita yang disukainya. Jika belum ada yang cocok, semua harus mau dijodohkan.

Ayam, Makanan Mewah

0 Komentar