Asal Usul Sunan Gunung Jati, Cirebon Punya Cerita Cukup Besar

ASAL USUL SUNAN GUNUNG JATI, CIREBON PUNYA CERITA
BOIGRAFI. sosok sunan gunung jati yang memiliki nama asli Syarif Hidayatulloh. foto: wikipedia/rakcer.id
0 Komentar

Cara berdakwah dengan metode tasawuf dianggap sangat efektif dan mudah diterima masyarakat Sunan gunungjati tidak menghapus kebudayaan masyarakat Cirebon yang sudah lama kental dengan ajaran-ajaran Hindu Budha.

Akan tetapi menyempurnakannya melengkapi dengan nilai-nilai ajaran agama Islam secara halus nilai-nilai Islam diajarkan Sunan Gunung Jati dengan keberagaman kultur yang ada di Cirebon salah satunya ajaran Sunan gunungjati yakni empat tingkatan ibadah syariat tarekat hakikat dan Ma’rifat.

Yang dimasukkan dalam bentuk kesenian agar mudah diterima oleh masyarakat ajaran tersebut adalah untuk syariat dilambangkan dengan wayang yang mana wayangnya merupakan bentuk perwujudan dari manusia dan dalangnya adalah simbol daripada Allah subhanahuwata’ala.

Baca Juga:Budidaya Ikan Nila Lebih Mudah dan Lebih MenguntungkanPakan yang Bagus untuk Jangkrik Umur 1 Sampai 15 Hari, Simak Tips Berikut

Tarekat disimbolkan dengan barong hakikat disimbolkan dengan topeng dan makrifat disimbolkan dengan ronggeng, keempat kesenian yang mengisyaratkan sebagai 4 tahapan dalam Islam tadi adalah empat jenis pertunjukan kesenian yang sangat dikenal masyarakat cirebon pada waktu itu.

Kemudian dakwah sunan Gunung Jati juga tidak sampaikan melalui pepatah babi teh yang disampaikan melalui San kawisan unsur dari pepatah babbitty Sunan gunungjati ini bernilai ketakwaan dan keyakinan kedisiplinan kearifan kebijaksanaan serta kesopanan dan tatakrama.

Metode dakwah sunan Gunung Jati yang melalui pepatah babete adalah yang paling sering dijumpai dikalangan masyarakat bahkan di Kompleks makam Gunung Jati sekarang masih banyak tulisan pepatah-petitih yang masih dilestarikan oleh para penduduk sekitar.

Sebelum Sunan gunungjati meninggal seseorang Kesultanan diserahkan kepada anaknya dan orang-orang kepercayaannya beliau menikmati sisa hidupnya dengan tenang dan mengajarkan ajaran-ajaran agama Islam kepada para muridnya

Untuk Kesultanan Cirebon diserahkan kepada putranya Pangeran Pasarean daerah Banten diserahkan kepada putranya Pangeran sebakingking untuk daerah Jakarta diserahkan kepada raralahut Hut daerah Pajajaran diserahkan kepada pamannya Haji Sulaiman

Sedangkan Tegal diserahkan kepada raja Sanggara salah satu pendapat mengatakan Sunan gunungjati wafat pada usia 89 tahun beliau dimakamkan di desa Astana tepatnya di gunungjati Kabupaten Cirebon

Kompleks pemakaman Sunan gunungjati terdapat dua bagian yang dipisahkan oleh Jalan Raya Cirebon Jakarta gua bagian tersebut menempati dua buah Bukit yaitu Bukit Gunung Sembung yang ditempat makam – makam Kesultanan Cirebon keturunan Sunan gunungjati.

0 Komentar