Struktur bangunan ini tidak menggunakan besi untuk menghindari tekanan berat. Atapnya memiliki bentuk melengkung setengah lingkaran setiap setengah meter untuk mengurangi tekanan.
Atap yang terbuat dari bata disusun dengan kemiringan seperti struktur jembatan.
Sedangkan gedung B, yang dibangun paling akhir pada tahun 1916, menggunakan besi dan material lokal karena adanya Perang Dunia I di Eropa.
Baca Juga:Wisata Benteng Vander Wijck Nih! Menelusuri Keindahan Wisata Arsitektur dan Sejarah di SalatigaPesona Wisata Lawang Sewu Mengungkap Misteri di Balik Sejarah Semarang
Karena keterlambatan pengiriman barang dari Belanda, prioritas digunakan untuk barang lokal. Bata, genting, kaca, hingga ubin digunakan dari produksi Semarang dan daerah sekitarnya.
Dalam masa proses pembangunan Lawang Sewu Semarang, menggunakan gaya arsitektur Transisi dari tahun 1890 – 1915 yang merupakan gaya arsitektur yang berkembang didaerah Hindia – Belanda.
Arsitektur Transisi adalah perubahan gaya dari “Indische Empire” kearah “Kolonial Belanda”.
Ciri khas dari bangunan dengan Arsitektur Transisi yakni dengan adanya Menara untuk menghadirkan kesan romantis seperti yang berada di depan gedung Lawang Sewu yang berada di sebalah kanan dan kirinya.
Miniatur Unik
Di tempat yang menarik ini, Anda akan menemukan dua bangunan utama yang menghadirkan diorama dan koleksi bersejarah yang beragam tentang kereta api di Indonesia.
Mengunjungi museum dan galeri ini, Anda akan diajak untuk menjelajahi peta serta melihat foto-foto dari masa lalu yang membawa Anda kembali pada zaman dulu.
Diorama-diorama menakjubkan di sini menggambarkan Semarang sebagai pusat kereta terbesar di
Baca Juga:Arsitektur Klasik Nuansa Vintage Di Objek Wisata Benteng Portugis JeparaDesa Wisata Hanjeli Hampir Punah! Menggali Kearifan Lokal dalam Pengembangan Pangan dan Budaya
Indonesia, termasuk rute pertama kereta api yang berjalan dari Semarang hingga Temanggung.
Awalnya, tujuan dibangunnya kantor Kereta Api ini adalah untuk memfasilitasi transportasi bahan mentah perdagangan Hindia Belanda.
Kebutuhan tersebut muncul karena adanya perkebunan paksa (cultuur stelsel) di daerah-daerah yang kaya akan gula, kopi, dan tembakau.
Ruang pameran yang menarik terletak di lantai satu, menampilkan berbagai objek bersejarah yang menarik bagi para pengunjung.
Sementara itu, lantai dua berfungsi sebagai kantor Divisi Heritage dan Arsitektur PT KAI yang berperan dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya dan arsitektur perkeretaapian di Indonesia.
Dengan mengunjungi tempat ini, Anda akan mengalami perjalanan menarik melalui sejarah kereta api di negeri ini, mengenang zaman dulu dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam perjalanan perkeretaapian Indonesia.