CIREBON, RAKCER.ID – Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan saat ini tengah menjadi buah bibir di media sosial pasalnya beberapa kejadian yang tak mengenakan menimpa beberapa pesertanya. Bagi anak pramuka sendiri Jambore Pramuka Dunia merupakan ajang yang paling diimpikan. Jambore Pramuka Dunia sendiri merupakan sebuah ajang spektakuler yang menyatukan jejak-jejak para pramuka dari berbagai penjuru bumi, menjadi perhelatan besar yang tak hanya menawarkan pertemuan, tetapi juga petualangan sejati.
Pertemuan empat tahunan ini adalah simbol kebersamaan, di mana para pramuka remaja usia 14 hingga 17 tahun, yang tengah menjelajahi dunia penggalang, berkumpul untuk menyatu dalam semangat kepramukaan.
Ajang ini menandai tinta emas dalam catatan mereka yang ingin meraih lebih dari sekadar bendera dan juga lencana yang menempel p[ada seragam kebesaran pramukanya. Tidak hanya sekadar pertemuan, Jambore Pramuka Dunia menjadi panggung besar bagi para penerus untuk menemukan keberanian dalam perjalanan mereka menuju masa dewasa.
Baca Juga:Cek Lokasi dan Jadwal GIIAS 2023 di Kota Jakarta dan Kota LainnyaApa itu GIIAS, Pameran yang Buat Pecinta Otomotif Klepek-Klepek, Simak Selengkapnya !
Tak heran, situs web kepramukaan dunia, scout.org, mencatat dengan bangga pertumbuhan jumlah peserta yang semakin melonjak dari tahun ke tahun. seperti pada Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan pada tahun 2023 ini, meskipun belum selesai hingga 12 agustus mendatang banyak kejadian menimpa kepada para pesertanya.
Sayangnya hal tersebut menorehkan kisah pilu dan menjadi catatan penting. Suhu yang panas dan cuaca ekstrem menjadi penyebab utamanya yang memakan korban dalam jumlah yang tak dapat diabaikan.
Kegiatan Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan ini Dibuka pada hari Selasa (1/7), Namun sayangny7a, sebanyak 108 peserta harus merasakan kelelahan dan gejala gangguan kesehatan akibat takluk pada perang sengit melawan teriknya matahari. Kemudian, di tengah haru biru penutupan acara hari pertama, jumlah yang terkapar akibat syok panas tak terelakkan naik menjadi 400 orang.
Lalu, ketika hari kedua cerita yang sama tetap berlanjut. Di lokasi Saemangeum yang menjadi arena pertempuran nyata, 207 peserta yang terjatuh karena panas memperbesar catatan pahit.
Kisah ini terasa semakin mendalam dengan laporan bahwa beberapa peserta Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan menghadapi gangguan kesehatan seperti sakit kepala, pusing, dan rasa mual yang berkecamuk. Suasana yang dirasa seperti ujian di atas lautan panas ini juga menggelitik catatan cuaca yang makin mendung.