Beberapakali ia menyelipkan uang di bawah makanan yang diberikan untuk Soekarno di penjara,          kemudian digunakan membujuk penjaga lapas agar mendapatkan surat kabar.
6. Perantara Pesan untuk Para Aktivis
Inggit menjadi perantara pesan dari Soekarno untuk para aktifis. Pesan itu ditulis dalam lintingan rokok   yang pada waktu itu inggit berjualan rokok buatan sendiri. Pesan dalam lintingan rokok itu diikat dengan   benang merah kemudian disebarkan oleh Inggit.
7. Puasa
Untuk memenuhi kebutuhan Soekarno selama di penjara, Inggit rela berpuasa berhari-hari agar bisa       menyelipkan buku permintaan suaminya itu ke dalam perutnya.***
Baca Juga:Miris! OJK Unggkap cukup besar Tunggakan Paylater Bikin Anak Muda Susah Untuk Mengajukan KPR Sepanjang tahun 2023Misteri dan Sejarah Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Kecerdasan emosionalnya memang sudah luar biasa, Inggit bahkan jadi pribadi yang ikhlas dan tabah. Inggit ibarat peribahasa habis manis sepah dibuang, namun ia masih mendoakan mantan suaminya itu agar bahagia dunia dan akhirat.
Pengalaman hidup membuatnya menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.Pergerakan Sukarno tak lepas dari jasa seorang Inggit dibelakangnya.
Bahkan Sukarno mengakui hal tersebut didepan umum salah satunya saat Rapat Kongres Indonesia Raya.
Dalam interview Sukarno dengan Cindy Adams kala itu ia mengatakan “Selama ini kau jadi tulang punggungku dan menjadi tangan kananku selama separo umurku”.
Inggit tak hanya memberikan dukungan moral dan spirit saja, Inggit bahkan menyumbang material agar Sukarno bisa menamatkan studinya di THS, sehingga dapat menyabet gelar insinyur teknik sipil.
Banyak lagi jasa Inggit untuk Bung Karno, dibalik Partai Nasional Indonesia yang dibentuk Sukarno, Inggit menyediakan rumahnya sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa dan para pemuda, dengan baiknya Inggit bahkan menyediakan makanan dan minuman untuk mereka.
Selama Sukarno di penjara di Banceuy, untuk menghidupi keluarga dan membiayai perjuangan Inggit bekerja keras mengumpulkan uang dengan cara menjahit baju, membuat bedak, jamu, rokok, hingga menjadi agen sabun cangkul.
Bahkan ia harus menjual perhiasan yang dimilikinya untuk membantu suaminya itu. Itulah Inggit Garnasih perempuan biasa namun bisa meninggikan nama seorang Sukarno.(*)