Penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran dan sesuai kebutuhan, karena misal kebutuhan pupuk 5 kwintal, petani hanya mendapatkan 2 kwintal atau bahkan tidak dapat sama sekali, akhirnya butuh biaya lebih untuk menggarap sawah.
Masalah lainnya yang juga membutuhkan solusi adalah mengenai harga gabah yang selalu menurun saat musim panen. Petani seringkali terpaksa menjual padi dengan harga murah karena terdesak kebutuhan.
“Saya lahir dan besar di Cirebon di Gegesik Kidul, Gegesik, Kabupaten Cirebon, merasakan ketidakstabilan harga gabah saat musim panen. Daerah tempat tinggal saya merupakan salah satu sentra produksi beras di Kabupaten Cirebon,” tuturnya.
Baca Juga:PARAH Gedung KPU Belum Resmi Ditempati, Sudah Dibobol, Sopidi: Langsung Dilaporkan ke Polisi2 Kali Heru Sampaikan Dukung Ganjar Pranowo ke Jokowi
Yang terpenting, adalah ketersediaan air bagi areal pertanian warga terutama di wilayah ujung irigasi. Selama ini, petani kerap dihadapkan situasi sulit akibat ketiadaan air saat musim tanam. Hal ini seringkali membuat petani harus mengalami gagal panen.
“Pemerintah daerah harus turun tangan, misal dengan hujan buatan dan lebih jauh bisa dipenuhi saluran irigasi yang menyeluruh di lahan pertanian karena saat ini kalau kemarau kekeringan dan musim hujan kebanjiran,” katanya.
“Saya bertekad akan mengupayakan solusi bagi petani melalui DPRD Provinsi Jawa Barat. Aspirasi petani menjadi prioritas dirinya untuk diperjuangkan menjadi kebijakan yang berpihak pada petani,” pungkasnya. (zen)