Ia juga menulis lagu-lagu untuk anak kecil yang bertemakan islami, seperti jemururan, cublak suweng, dan lain-lain.
5. Sunan Drajat (Raden Qasim)
Sunan Drajat atau dikenal dengan Nyi Ageng Manila merupakan anak bungsu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Ia dilahirkan pada tahun 1450.
Raden Qasim adalah nama lain dari Sunan Drajat yang terkenal. Raden Qasim mendirikan surau dan pesantren di desa Jelak. Banyak orang lain yang datang untuk belajar Islam bersamanya, oleh karena itu Jelak semakin populer dan berkembang menjadi komunitas besar.
Baca Juga:Intip Spesifikasi serta Fitur Fitur yang Dimiliki Realme 11XInilah Daya Tarik yang Dimiliki Oppo A38, serta Dibekali Penyimpanan Hingga 1TB
Alhasil, nama Jelak kemudian diubah menjadi Banjaranyar. Beliau mengenalkan Islam dengan cara yang cerdas dan non-koersif dengan menggunakan pengertian dakwah bil-hikam. Dia menggunakan lima cara dalam penyampaiannya.
- Cara pertama adalah dengan mengaji langsung di masjid atau langgar.
- Cara kedua adalah dengan mendidik anak di pesantren.
Ketiga, memberikan fatwa atau nasihat dalam penyelesaian masalah. - Keempat melalui kesenian tradisional, dan
- Kelima melalui upacara adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan agama Islam.
Sunan Drajat juga berdakwah memanfaatkan kesenian Jawa yang sudah mapan di kalangan masyarakat saat itu. Lagu Mijil merupakan salah satu ciptaannya.
Payung Sunan Djat (bagi yang kehujanan). Ini adalah pesan sosial Islam yang penting dan akan selalu dapat diterapkan.
Terjadi krisis sosial, ekonomi, dan politik pada akhir era Majapahit. Sunan Drajat menjadi tokoh yang menyuarakan kaum tertindas.
Ia menyerang tindakan kelas politik yang saat itu mencari kekuasaan semata-mata untuk kepentingan pribadi. Ia mengembangkan karya-karya berikut di bidang sastra budaya:
1) Ikut serta dalam pembangunan masjid Demak.
2) Membantu Raden Patah
3) Lagu Pangkur
6. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Raden Sahid adalah nama aslinya, ia merupakan putra dari Raden Sahur yang merupakan putra dari Temanggung Wilatika, Adipati Tuban.
Raden Sahid adalah seorang pemuda yang taat dan kuat terhadap agama dan orang tuanya, namun ia tidak bisa menerima keadaan disekitarnya yang penuh dengan kesenjangan, sehingga ia pergi ke gudang kadipaten dan membagikan makanan kepada rakyatnya.
Baca Juga:HP Termurah dengan Layar AMOLED yang Jernih dan Tajam!!Ini Keunggulan yang Dimiliki Vivo V29 5G dengan Performa Kencang
Namun ketika ayahnya mengetahui kebenarannya, dia dihukum dengan mencampurkan tangannya sebanyak 100 kali hingga mengeluarkan banyak darah dan dia diusir.