CIREBON, RAKCER.ID – Mari mengenal lebih jauh mengenai kisah wali songo sunan ampel serta strategi cara berdakwahnya. Simak ulasannya dibawah ini!
Sunan Ampel atau dikenal juga dengan nama Raden Rahmat adalah salah seorang Wali Songo. Seperti apa Sunan Ampel saat menyebarkan ajaran Islam dari Jepara hingga Tuban?
Gelar perwaliannya adalah “Sunan”. Sedangkan ‘Ampel’ adalah sebutan untuk tempat tinggalnya yang berada di dekat Surabaya.
Baca Juga:5 Pesan Wali Songo Sunan Kalijaga yang Penuh MaknaMengenal Lebih Dekat Sunan Tertua dari Wali Songo serta Sejarahnya
Sunan Ampel dikenal dengan sikapnya yang hangat dan senang membagikan kenang-kenangan saat berdakwah.
Selain itu, beliaulah yang memperkenalkan Kerajaan Islam ke Pulau Jawa dan membantu pembangunan Masjid Agung Demak.
Kisah Wali Songo Sunan Ampel Serta Strategi Berdakwahnya
Profil Sunan Ampel
Sunan Ampel lahir di Campa, sebuah negara kecil di Kamboja, menurut beberapa sejarawan. Namun menurut berbagai sejarawan lain, Campa dulunya terletak di Aceh yang kini dikenal dengan nama Jeumpa.
Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 M, menurut Masykur Arif, kitab M.Hum Wali Sanga. Ia merupakan putra dari Sunan Gresik, Wali Songo pertama yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa, dan Dewi Candrawulan (Ratna Dyah Siti Asmara).
Stategi atau Metode Dakwah Sunan Ampel
Sunan Ampel terkenal dengan keramahannya. Keramahan ini berkembang menjadi teknik tersendiri dalam menyebarkan Islam. Karena sikapnya yang ramah, banyak orang yang tertarik masuk Islam.
Selain itu, Sunan Ampel mampu cepat beradaptasi dengan masyarakat setempat. Ia dikabarkan sedang mencoba belajar bahasa Jawa, meski pengucapannya sering tertukar dengan bahasa Arab.
Sunan Ampel tak jarang membagikan cinderamata saat berdakwah. Sunan Ampel berdakwah sambil memberikan cenderamata kepada warga Desa Ampeldenta dalam perjalanan dari Kerajaan Majapahit.
Baca Juga:Orang Cirebon Wajib Tahu !! Sejarah Singkat Kraton CirebonAda 5 Tempat Ziarah Paling Populer di Cirebon yang Wajib Kamu Kunjungi!
Kipas angin yang terbuat dari anyaman akar pohon dan rotan diberikan sebagai suvenir. Kipas angin ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena mengandung obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Warga cukup mengucapkan syahadat untuk mendapatkan kenang-kenangan dari wali. Strategi dakwah ini secara tidak langsung mengantarkan umat kepada Islam. Sekaligus menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat melalui pemberian cinderamata.