Ia berdakwah dengan cara yang relevan dengan budaya dan menciptakan banyak cerita keagamaan, termasuk gending terkenal seperti Maskumambang dan Mijil.
Sunan Kudus juga memerintahkan agar bantuan sembako disalurkan kepada masyarakat miskin dan kurang mampu.
2. Gunung Muria
Sunan Muria adalah seorang wali Songo yang berdakwah di kawasan Gunung Muria. Dinamakan Gunung Moria setelah gunung Yerusalem dengan nama yang sama.
Baca Juga:Sejarah Serta Kisah Singkat Wali SongoInilah Nama Nama Wali Songo dan Tempat Berdakwahnya
Nama lengkap Sunan Muria adalah Raden Umar Sa’id, dan ia menggunakan julukan Raden Prawoto. Sunan Kalijaga adalah ayahnya.
Ciri khasnya dalam menyebarkan agama Islam adalah dakwahnya di pedesaan. Ia lebih memilih tinggal di desa dan berinteraksi dengan masyarakat biasa.
Sunan Muria mengajarkan prinsip-prinsip Islam kepada para pedagang, nelayan, dan masyarakat biasa melalui teknik kursus. Ia juga berdakwah melalui seni, komposisinya yang paling terkenal adalah lagu Sinom dan Kinanti.
3. Demak
Sunan Kalijaga bernama asli Raden Mas Syahid berdakwah di Demak. Ayahnya, Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta menjadi Bupati Tuban, dan ibunya, Nawang Rum.
Sebutan Kalijaga konon berasal dari bahasa Arab yaitu Qadhi Zaka yang berarti pangeran atau pemimpin dan penyucian.
Qadhi Zaka mengacu pada pemimpin yang selalu membela kebenaran dan kemurnian prinsip-prinsip Islam. Orang Jawa mengucapkan Qadhi Zaka sebagai Kalijaga.
Sunan Kalijaga memanfaatkan seni dan budaya untuk berdakwah. Dalam khotbahnya, ia memadukan adat istiadat Jawa dengan prinsip Islam.
Baca Juga:Inilah 4 Strategi Dakwah Wali Songo di Tanah JawaInilah Salah Satu Karya Wali Songo Dalam Berdakwah : Lagu Lir Ilir Karya Sunan Kalijaga
Tradisi masyarakat, menurutnya, akan sulit diubah. Alhasil, ia memilih jalan tengah, mewarnai seni dan budaya Jawa dengan tema Islam.
Ia memulainya secara perlahan, menggunakan seni suara seni ukir, wayang, gamelan, dan suluk sebagai medianya.
Dakwah yang dilakukannya antara lain adalah penyampaian cerita berbasis pedalangan dengan prinsip agama Islam.
Ia menulis lagu-lagu terkenal Ilir-Ilir, Dandang Gula, dan Gundul-Gundul Pacul. Karya Sunan Kalijaga lainnya antara lain grebeg maulud, gong sekaten, dan ukiran tumbuhan. Ia juga memelopori penggunaan kendang untuk mengumandangkan azan di masjid.
Sunan Kalijaga, sebaliknya, adalah seorang spesialis di bidang arsitektur, politik, dan militer. Semasa hidupnya, ia membantu perancangan Masjid Agung Demak dan penyelenggaraan penataan ruang Kota Demak.