Biografi Wali Songo Sunan Kalijaga : Masa Hidup, Strategi Dakwah dan Karya – Karyanya

Biografi Wali Songo Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah tokoh Wali songo terkenal yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam, khususnya di Pulau Jawa, Indonesia. FOTO:@PINTEREST/RAKCER.ID
0 Komentar

Singkat cerita, kenakalan Raden Said berakhir begitu ia bertemu Sunan Bonang dan bertaubat. Raden Said, menurut Serat Lokajaya, saat itu sedang bersembunyi di dalam hutan, mengintai mangsa yang mungkin lewat.

Sunan Bonang yang saat itu mengenakan pakaian berkilau kebetulan ada di sana. Raden Said kemudian mendekat dan merampas harta karun Sunan Bonang, namun Sunan sudah mengetahui rencananya dan melepaskan kesaktiannya dengan beralih ke empat wujud lainnya.

Raden Said menjadi ketakutan dan melarikan diri ketika melihat hal itu. Sebaliknya Sunan Bonang terus menerus menghalangi jalannya. Raden Said ketakutan dan bertaubat kepada Yang Maha Kuasa hingga ia dikepung.

Baca Juga:Inilah Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Selain Wali SongoRiview Novel Santri Pilihan Bunda : Kisah Cinta Aliza yang Dijodohkan dengan Seorang Santri yang Bernama Kinaan

Menyusul kejadian tersebut, Raden Said ditetapkan menjadi murid Sunan Bonang, dengan ketentuan Raden Said menunggu Sunang Bonang di tepi sungai sambil menjaga tongkatnya.

Penantian Raden Said di tepian sungai membuatnya mendapat julukan Kalijaga yang berarti “penjaga sungai”.

Sunan mempunyai tiga orang istri, menurut legenda: Dewi Sarah, Siti Zaenab, dan Siti Hafsah. Ia mempunyai tiga orang anak dengan Dewi Sarah, Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rukayah, dan Dewi Sofiah.

Sementara itu, ia dikaruniai lima orang anak dari pernikahannya dengan Siti Zaenab (putri Sunan Gunungjati), yaitu Ratu Pembayun, Nyai Ageng Panegak, Sunan Hadi, Raden Abdurrahman, dan Nyai Ageng Ngerang.

Belum diketahui nama putranya akibat pernikahannya dengan Siti Khafsah. Perlu diingat bahwa Siti Khafsah adalah putri Sunan Ampel.

Sunan Kalijaga hidup selama lebih dari 100 tahun, kira-kira dari pertengahan abad ke-15 hingga akhir abad ke-16.

Alhasil, ia menjadi saksi berakhirnya kekuasaan Kerajaan Majapahit pada tahun 1478. Ia bahkan turut andil dalam desain Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak.

Baca Juga:Wajib Baca!! Rekomendasi Buku Novel Islami Paling RomantisWajib Nonton!! Rekomendasi Film Netflix dengan Rating Paling Tinggi

Sunan Kalijaga meninggal dunia pada usia 131 tahun sekitar tahun 1680. Ia dimakamkan di Desa Kadilangu Demak.

Strategi Dakwah Sunan Kalijaga

Masyarakat Indonesia pada saat itu masih menganut paham dinamisme, animisme, dan agama Budha.

Oleh karena itu, pendekatan utama Sunan Kalijaga dalam menyebarkan dakwah Islam adalah pemanfaatan pertunjukan wayang.

Pertunjukan wayang saat itu sangat populer di kalangan masyarakat yang masih menganut kepercayaan agama tradisional.

0 Komentar