Ingatlah bahwa ajaran Islam yang hendak disampaikan kepada masyarakat harus disampaikan secara bertahap agar mereka mudah mengamalkan prinsip-prinsip agama Islam.
Teknik dakwahnya diawali dengan mengajarkan individu mempelajari aqidah dengan hati yang ikhlas terlebih dahulu, agar bisa masuk Islam secara religius.
Sunan Kalijaga kemudian menggunakan pertunjukan wayang untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat dalam dakwahnya.
Baca Juga:Inilah Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Selain Wali SongoRiview Novel Santri Pilihan Bunda : Kisah Cinta Aliza yang Dijodohkan dengan Seorang Santri yang Bernama Kinaan
Sunan Kalijaga memanfaatkan kemampuannya sebagai aktor wayang untuk berdakwah di balik nama samaran, salah satunya adalah Ki Dalang Bengkok di daerah Tegal.
Ketenaran Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan ajaran Islam melalui lakon wayang menarik minat banyak orang.
Kalaupun dia bermain di desa, orang-orang akan buru-buru melihatnya. Tapi dia tidak pernah meminta bayaran untuk pertunjukan bonekanya.
Sebagai imbalannya, ia meminta kepada setiap orang yang datang menonton untuk bersyahadat dan mengucapkan sumpah syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya.
Pendekatan dakwah Sunan Kalijaga nampaknya sangat adaptif, sehingga masyarakat Jawa yang saat itu masih banyak berpegang pada kepercayaan lama tidak percaya bahwa kehadiran dakwahnya bertentangan dengan adat istiadat.
Sunan Kalijaga juga mengajak masyarakat dengan cara yang halus, termasuk mengenakan pakaian non-jubah agar masyarakat tidak “takut” dengan kehadirannya.
Sunan Kalijaga mengenakan pakaian adat Jawa biasa dibandingkan jubah besar. Selain itu, ia menggunakan kesenian rakyat dan lagu-lagu sebagai sarana dakwah. Sunan Kalijaga dianggap sebagai wali paling populer dan guru terkemuka di masyarakat Jawa.
Baca Juga:Wajib Baca!! Rekomendasi Buku Novel Islami Paling RomantisWajib Nonton!! Rekomendasi Film Netflix dengan Rating Paling Tinggi
Karya – Karya Sunan Kalijaga
1. Wayang
Cara Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam pada masyarakat Jawa memanfaatkan budaya asli berupa wayang.
Dahulu wayang kulit di Pulau Jawa selalu berdasarkan legenda Ramayana dan Mahabarata. Maka demi dakwah tersebut, Sunan Kalijaga menampilkan wayang dengan gaya Islami, sehingga lahirlah lakon-lakon wayang seperti Jimat Kalimasada, Dewa Ruci, dan Punakawan.
Jimat Kalimasada merupakan representasi simbolis dari kredo yang didalamnya terdapat nada Rumekso Ing Wengi.
Sunan Kalijaga memanfaatkan wayang sebagai wahana penyebaran Islam. Hampir semuanya menampilkan kisah-kisah sufi dan moral yang berkaitan dengan spiritualitas dalam wayang ini.