Setidaknya dapat disimpulkan secara global bahwa ada dua metode yang diterapkan oleh Walisongo dalam mendakwahkan Islam di awal kehadirannya di Nusantara, khususnya di Tanah Jawa yakni:
1. Metode dengan pendekatan Kultural dan
2. Metode dengan Pendekatan Struktural.
Dua pendekatan ini kemudian saling mendukung satu sama lain kehadiran salah satu dari keduanya.
Tanpa lainnya dipastikan tidak akan berhasil sempurna seperti apa yang kita saksikan saat ini.
Baca Juga:10 Kata Kata Mutiara Islami Tentang Kematian, Pengingat Akan AkhiratIde Kostum Walisongo dan Adat Jawa Untuk Acara Adat dan Perayaan Besar Islam
Pendekatan Kultural misalnya bagaimana Walisongo menginstal syariat Islam ke dalam software kepercayaan mereka ( Hindu ) sehingga mereka tidak merasa kepercayaannya di-delete begitu saja dengan kedatangan Islam.
Seperti penggunaan media Wayang sehingga muncul istilah Layang Kalimosodo, Sekaten dan penamaan tokoh tokoh pewayangan yang sengaja disamarkan dalam istilah Islam oleh mereka ( seperti yang dilakukan Sunan Kalijogo) dan juga penggunaan Gamelang seperti halnya yang digunakan oleh para seniman Hindu ketika itu.
Kemudian bagaimana juga menggunakan Tembang sebagai sarana komunikasi dakwah contoh ada tembang Tombo Ati, Lir Ilir, dan lain sebagainya.
Akulturasi budaya ini menjadikan mereka warga tanah Jawa tentu sangat menikmati pertunjukan mereka ( para wali) itu dan pada akhirnya mayoritas wargapun menyukainya.
Pendekatan inilah yang menyebabkan kehadiran Islam tidak tertolak di komunitas Hindu tanah Jawa saat itu.
Kemudian pendekatan Struktural yakni pendekatan politik kekuasaan di mana kemudian para wali mendekati para raja / penguasa saat itu dengan seperangkat ilmu ilmu makrifat mereka sehingga raja raja itu pun yang tadinya masih kuat beragama kepercayaan nenek moyangnya dengan mudahnya dapat menerima mereka ( para wali )
Ada juga yang sampai mengawini putri putri raja dan bahkan mereka para raja itu pada akhirnya menjadi mu’allaf karena bersedia memeluk Islam dan kemudian diikuti oleh segenap rakyatnya secara otomatis dan serentak.
Baca Juga:Selain Untuk Hiasan, Ternyata Daun Walisongo Miliki 5 Manfaat untuk Kesehatan3 Makam Walisongo di Jawa Tengah Untuk Kamu Yang Ingin Ziarah dan Wisata Religi
Pendekatan inilah yang ternyata tidak pernah terwujud adanya di tanah Bali sampai pada era penjajahan awal abad XVII berbeda dengan pulau-pulau lainnya di Nusantara.
Sehingga penganut Islam di pulau-pulau itu kemudian dapat menjadi bagian mayoritas. Namun di tanah Bali, keadaan sebaliknya yang menyebabkan penyebaran Islam tersumbat di selat Pulau Bali dan selat Lombok dan hanya sampai di tanah Blambangan ( sekarang Banyuwangi) bagian barat dan tanah Lombok bagian timur.